Manusia dapat menjadi hospes atau tempat hidup dan berkembang biak dari parasit Trichinella Spiralis. Selain itu, Trichinella Spiralis juga dapat hidup dan berkembang biak pada binatang seperti babi, tikus, beruang, kucing, anjing, babi hutan dan binatang atau hewan lainnya. Penyakit yang disebabkan Trichinella Spiralis disebut trikinosis, trikinelosis, atau trikinosis.
Cacing Trichinella Spiralis hidup dan tersebar hampir diseluruh penjuru wilayah, namun cacing jenis ini jarang ditemukan pada negara-negara ang berpenduduk rata-rata muslim. Berbanding terbalik dengan negara-negara islam, cacing ini banyak ditemukan di negara-negara eropa. Hal ini mungkin berhubungan erat dengan kebiasaan makan daging babi yang dimasak kurang matang misalnya ada pada makanan sosis.
Morfologi dan daur hidup Trichinella Spiralis.
Cacing Trichinella Spiralis dewasa mempunyai bentuk tubuh halus seperti rambut. Pada Trichinella Spiralis betina mempunyai panjang badan 3-4 mm dan Trichinella Spiralis jantan kira-kira mempunyai panjang badan kurang lebih 1,5 mm. Ujung bagian depan atau anterior langsing dengan mulut bulat tanpa papel. Pada ujung bagian belakang atau posterior pada cacing betina membulat dan tumpul, pada cacing jantan melengkung ke ventral dengan dua buah papel.
Cacing betina bersifat vivipar [berkembang biak dengn melahirkan] dan biasanya masuk ke mukosa vilus usus, mulai dari duodenum sampai ke sekum. Seekor cacing betina dapat mengeluarkan kira- kira 1500 larva. Larva tersebut dilepaskan di jaringan mukosa, masuk ke dalam kelenjar limfe dan peredaran darah, dan kemudian dengan adanya bereadanya di pembuluh darah kemudian menyebar ke seluruh tubuh, terutama otot (dafragma, iga, lidah, laring, mata, perut biseps dan lain-lain, Kira-kira pada awal minggu ke-4 larva Trichinella Spiralis yang telah tumbuh hanya menjadi kista dalam jenis otot yang bergaris lintang.
Kista Trichinella Spiralis dapat hidup di otot selama kira-kira 18 bulan, kemudian lerjadi perkapuran dalam waktu 6 bulan sampai 2 tahun. Infeksi pada manusia terjadi apabila daging babi yang mengandung larva infektif [bisa menyebabkan infeksi] yang terdapat di dalam kista dimakan oleh manusia.
Ketika berada di usus halus bagian proksimal dinding kista dicernakan dan dalam waktu beberapa jam larva dari Trichinella Spiralis dilepaskan, dan segera masuk mukosa, kemudian menjadi cacing Trichinella Spiralis dewasa dalam waktu 1,5 - 2 hari.
Patologi Penyakit oleh Trichinella Spiralis serta gejala dan tanda klinik
Gejala dan tanda dari infeksi trikinosis karena Trichinella Spiralis akan sangat tergantung pada stadium berat ringannya infeksi yang disebabkan oleh cacing stadium dewasa dan stadium larva.
Pada saat cacing dewasa Trichinella Spiralis mengadakan invasi [masuk] ke mukosa usus, timbul gejala dan tanda penyakit usus seperti sakit perut,
diare, mual dan muntah. Masa tunas gejala sakit pada usus ini kira- kua 1-2 hari sesudah infeksi.
Ketika Larva Trichinella Spiralis tersebar di otot kira-kira pada hari ke 7-28 sesudah infeksi. Pada saat ini timbul gcjala dan tanda seperti nyeri otot (mialgia) dan radang otot (miositis) yang disertai demam, eosinofilia [rendahnya kadar sel eosinofil] atau hipereosinofilia [peningkatan jumlah sel eosinofil].
Gejala dan tanda penyakit trikinosis yang disebabkan oleh stadium larva tergantung juga pada alat yang dihinggapi oleh larva trichinella spiralis misalnya ketika larva berada di mata dapat menyebabkan sembab sekitar mata, larva berada di sendi dapat menimbulkan gejala sakit persendian, larva berada di saluran pernafasan dapat terjadi gejala gangguan pernapasan dan kelemahan umum.
Apabila larva Trichinella Spiralis menyebar ke seluruh tubuh pada peredaran darah dan jantung, maka dapat juga terjadi gejala dan tanda-tanda seperti kelainan jantung dan susunan saraf pusat. Bila masa akut telah berlalu [hingga 2 minggu], biasanya penderita sembuh secara perlahan-lahan bersamaan dengan dibentuknya kista dalam otot.
Pada stadium infeksi berat (kira-kira 5000 ekor larva Trichinella Spiralis/kilogram berat badan) mungkin dapat menyebabkan kematian pada penderita dalam waktu 2-3 minggu, tetapi biasanya kematian terjadi dalam waktu 4-8 minggu yang dsiebabkan karena terjadinya kelainan paru-paru, kelainan otak atau kelainan jantung pada penderita trikinosis.
Diagnosis infeksi Trichinella Spiralis
- Untuk mendiagnosis terjadinya infeksi oleh Trichinella Spiralis, tidak cukup hanya dengan melihat tanda dan gejala klinis yang terjadi pada pasien.
- Diagnosis pasti penyakit karena trichinella spiralis adalah dengan melakukan pemeriksaan laboratorium melalui tes kulit dengan memakai antigen yang terbuat dari larva Trichinella. Pemeriksaan laboratium tersebut dapat memberikan memberikan reaksi positif kira-kira pada minggu ke 3 atau minggu ke-4. Reaksi yang timbul jika penderita memang mengalami infeksi oleh trichinella spiralis adalah berupa benjolan memutih pada kulit dengan diamter sebesar 5 mm atau lebih yang dikelilingi daerah eritema [kulit memerah]
- Pemeriksaan lainnya adalah berupa reaksi imunologi seperti tes ikat komplemen, dan tes presipitin.
- Diagnosis pasti karena infeksi cacing ini juga dapat ditegakkan dengan mencari larva yang ada di dalam darah dan cairan otak yang dapat dilakukan pada hari ke 8-14 sesudah infeksi.
- Diagnosisi pasti juga dapat ditegakkan dengan melakukan biopsi otot, larva Trichinella dapat ditemukan pada minggu ke-3 atau ke-4 sesudah infeksi
Pengobatan Trikinosis
- Pengobatan simtomatik : Trikinosis oleh trichinella spiralis dapat dilakukan pengobatan secara simtomatis [megnobatai penyakit berdasarkan gejala dan tanda yang muncul]. Sakit kepala dan nyeri otot dapat dihilangkan dengan obat analgetik atau anti nyeri. Obat scdatif [untuk penenang] kadang-kadang perlu juga terutama bila ada kelainan susunan saraf pusat.
- Pengobatan spesifik penyakit infeksi trichinella spiralis dilakukan oleh dokter pada tempat pelayanan kesehatan yaitu berupa obat cacing spesifik.
Dilihat dari daur hidup trichinella spiralis, temyata babi dan tikus memelihara infeksi di alam. Infeksi pada babi terjadi karena babi makan tikus yang mengandung larva trichinella spiralis infektif dalam ototnya, atau karena babi makan sampah dapur dan sampah pejagalan ("garbage") yang berisi sisa-sisa daging babi yang mengandung larva infektif.
Pada binatang tikus, mereka mendapat infeksi trikinosis karena makan sisa daging babi di pejagalan atau di rumah dan juga karena makan bangkai tikus. Frekuensi trikinosis karena Trichinella Spiralis pada manusia tinggi di daerah tempat orang banyak makan daging babi yang diberi makanan dari sisa pejagalan.
Infeksi Trichinella spiralis pada manusia tergantung dari hilangnya penyakit ini pada babi, misalnya dengan memusnahkan sisa pejagalan yang mengandung potongan-potongan daging mentah. Pengolahan daging babi sebelum dimakan oleh manusia juga penting. "Home made sausage" dapat lebih berbahaya. Hendaknya dilakukan pula pendidikan pada ibu rumah tangga dalam cara memasak daging babi yang baik. Dalam islam juga berlaku hukum bahwa daging babi itu haram untuk di makan.
Larva Trichinella Spiralis akan mati pada suhu kira-kira 60°C atau pada suhu jauh di bawah titik beku. Larva tidak akan mati dalam daging yang diasin atau diasap.