Anak-anak paling sering terkena cacingan akibat cacaing kremi. Cacing kremi mempunyai banyak nama yaitu Enterobius vermicularis, Oxyuris vermicularis, pinworm dan seatworm. Cacing kremi atau dalam bahasa kedokteran Enterobius vermicularis dapat menyebabkan infeksi dengan nama penyakit yang disebut enterobiasis atau oksiuriasis atau dalam bahasa awam adalah kreminan.
Berikut ini adalah gambaran detail dari cacing kremi atau Enterobius vermicularis dimulai dari bentuknya, gambarnya, daur hidup cacing kremi, tanda dan gejala infeksi enterobiasis akibat caing kremi serta pengobatannya.
Penyebaran cacing kremi
Parasit pinworm atau cacing kremi tersebar dan berada di seluruh dunia, namun lebih banyak ditemukan di daerah yang beriklim atau bersuhu dingin daripada di daerah panas. Hal ini mungkin disebabkan karena pada umumnya orang di daerah dingin jarang mandi dan mengganti pakaian dalam. Penyebaran cacing Enterobius vermicularis juga ditunjang oleh faktor eratnya hubungan antara manusia satu dengan yang lainnya serta lingkungan yang sesuai.
Bentuk dan daur hidup cacing pinworm
Cacing kremi betina berukuran 8-13 mm x 0,4 mm. Pada ujung anterior ada pelebaran kutikulum seperti sayap yang disebut "alae". Bulbus esofagus jelas sekali, ekomya panjang dan runcing. Uterus atau rahim pada cacing Enterobius vermicularis yang sedang hamil [gravid] melebar dan penuh dengan telur. Cacing kremi jantan mempunyai panjang 2-5 mm, juga mempunyai sayap dan ekornya melingkar sehingga bentuknya seperti tanda tanya (?); spikulum pada ekor jarang ditemukan. Habitat cacing kremi dewasa biasanya ada di rongga sekum, usus besar, dan di usus halus yang berdekatan dengan rongga sekum. Makanan cacing Enterobius vermicularis adalah isi dari usus hospes [jasad yang menjadi tempat hidup].
Cacing Enterobius vermicularis betina yang gravid mengandung 11.000-15.000 butir telur, bermigrasi ke daerah perianal untuk bertelur dengan cara kontraksi uterus dan vaginanya. Telur-telur jarang dikeluarkan di usus, sehingga jarang ditemukan di dalam tinja. Telur cacing kremi berbentuk lonjong dan lebih datar pada satu sisi (asimetrik). Dinding telur bening dan agak lebih tebal dari dinding telur
cacing tambang. Telur akan menjadi matang dalam waktu kira-kira 6 jam setelah dikeluarkan.
Kopulasi atau hubungan seksual antara cacing Enterobius vermicularis jantan dan betina mungkin terjadi pada sekum. Cacing kremi jantan akan mati setelah melakukan kopulasi dan cacing kremi betina akan mati setelah bertelur.
Infeksi pada manusia oleh cacing kremi menyebabkan penyakit yang disebut enterobiasis. Enterobiasis terjadi apabila seseorang menelan telur cacing Enterobius vermicularis yang sudah matang. Enterobiasis dapat juga terjadi apabila larva dari telur yang menetas di daerah perianal bermigrasi kembali ke usus besar manusia. Apabila telur matang yang tertelan, telur menetas di usus duodenum dan larva rabditiform berubah dua kali sebelum menjadi dewasa di usus yeyunum dan bagian atas usus ileum.
Waktu yang diperlukan untuk daur hidup Enterobius vermicularis, mulai dari tertelannya telur matang sampai menjadi cacing kremi dewasa yang hamil/gravid yang bermigrasi ke daerah perianal, berlangsung kira-kira 2 minggu sampai 2 bulan. Mungkin daur hiduo cacing kremi ini hanya berlangsung kira-kira 1 bulan karena telur-telur cacing kremi dapat ditemukan kembali pada anus secepatnya 5 minggu sesudah pengobatan.
Infeksi cacing kremi atau enterobiasis dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan (selflimited). Apabila tidak terjadi reinfeksi [cacing kremi menginfeksi lagi], tanpa pengobatan pun infeksi dapat berakhir secara sempurna.
Patologi, gejala dan tanda Klinik penyakit enterobiasis
Enterobiasis atau kreminan relatif tidak berbahaya, jarang menimbulkan lesi atau perlukaan yang beraiti.
Gejala dan tanda klinik penyakit ini yang menonjol adalah disebabkan karena iritasi pada daerah di sekitar anus, perineum dan vagina oleh cacing Enterobius vermicularis betina gravid yang beimigrasi ke daerah anus dan vagina sehingga menyebabkan pruritus lokal. Oleh karena cacing pinworm bermigrasi ke daerah anus dan menyebabkan pruritus ani, maka timbul gejala dan tanda penderita menggaruk daerah sekitar anus sehingga timbul luka garuk di sekitar anus: Keadaan ini sering terjadi pada waktu malam hari. Sehingga penderita terganggu tidurnya dan menjadi lemah.
Kadang-kadang cacing kremi dewasa muda dapat bergerak ke usus halus bagian proksimal sampai ke lambung, esofagus [tenggorokan] dan hidung sehingga menyebabkan gangguan di daerah tersebut. Cacing Enterobius vermicularis berina gravid mengembara dan dapat bersarang di vagina dan di tuba Fallopii [saluran telur dari organ reproduksi wanita] sehingga menyebabkan radang di saluran telur. Cacing pinworm atau kremi sering ditemukan di apendiks, namun jarang menyebabkan infeksi pada appendiks atau disebut apendisitis.
Beberapa gejala dan tanda lain karena infeksi cacing kremi atau enterobiasis yang dikemukaan oleh para peneliti dan para ahli antara lain kurang nafsu makan, berat badan menurun, aktivitas meninggi, enuresis [mengompol], cepat marah. gigi menggeretak, insomnia atau gangguan tidur dan masturbasi, tetapi kadang-kadang sukar untuk membuktikan hubungan sebab dengan cacing kremi/Enterobius vermicularis.
Diagnosis Penyakit Enterobiasis
Infeksi cacing kremi sering diduga pada anak yang menunjukkan rasa gatal di sekitar anus pada waktu malam hari. Diagnosis pasti dibuat apabila dalam pemeriksaan ditemukan telur dan cacing Enterobius vermicularis. Telur cacing pinworm dapat diambil dengan mudah dengan menggunakan alat "anal swab" yang ditempelkan di sekitar anus pada waktu pagi hari sebelum anak buang air besar dan sebelum menuci pantat (cebok).
Pemeriksaan dengan alat"Anal swab" adalah menggunakan suatu alat dari batang gelas atau spatel lidah yang pada ujungnya dilekatkan "Scotch adhesive tape". Apabila "adhesive tape" ini ditempelkan pada daerah sekitar anus, maka telur cacing kremi akan menempel pada perekatnya. Kemudian "adhesive tape" diratakan pada kaca benda dan dibubuhi sedikit reagen toluol. Untuk diagnosis pasti, sebaiknya pemeriksaan anal swab dilakukan tiga hari secara berturut-turut.
Pengobatan dan Prognosis/Akhir Penyakit Cacing Kremi
Apabila ditemukan dalam salah satu keluarga terinfeksi oleh parasit cacing kremi, maka sebaiknya seluruh anggota keluarga diberi pengobatan untuk infeksi enterobiasis oleh cacing Enterobius vermicularis. Pada umumnya dokter memberikan pengobatan berupa obat cacing kremi yaitu seperti piperazin. Pengobatan cacing kremi dengan piperazin sangat efektif bila diberikan pada waktu pagi dan setelah minum obat kemudian minum segelas air sehingga obat sampai ke sekum dan kolon.
Obat cacing kremi yang lain yang diberikan dokter seperti Pirvinium pamoat juga efektif untuk mengobati cacing kremi.
Efek samping dari pengobatan ini mungkin dapat terjadi mual dan muntah.
Obat lain yang juga dapat diberikan sebagai pengganti kedua obat cacing di atas ialah tiabendazol. Dikatakan oleh para ahli bahwa mebendazol dan pirvinium adalah obat cacing kremi yang efektif terhadap semua stadium perkembangan dari cacing Enterobius vermicularis, sedangkan pirantel dan piperazin yang diberikan dalam dosis tunggal tidak efektif terhadap stadium muda cacing pinworm
Pengobatan caciang kremi yang dilakuakn secara periodik yang artinya terus menerus dan berkelanjutan dapat memberikan hasil prognosis yang baik.
Pencegahan Penularan Infeksi Cacing Kremi
Penularan infeksi cacing kremi umumnya terjadi pada satu keluarga atau kelompok-kelompok yang hidup dalam satu tempat tinggal atau lingkungan misalnya di asrama, panti asuhan dan sejenisnya. Telur cacing Enterobius vermicularis dapat diisolasi dari debu di sekolah aiau kafetaria sekolah, dan mungkin inilah yang bisa menjadi sumber infeksi bagi peserta didik di sekolah. Infeksi atau penularan cacing kremi yang terjadi pada sebuah lingkungan rumah tangga misalnya apabila ada beberapa anggota keluarga yang mengandung cacing pinworm, telur cacing ini dapat ditemukan (92%) di lantai, meja, kursi, bufet, tempat duduk kakus (’’toilet seats"), bak mandi, alas kasur, pakaian dan tilam. Dari telur-telur inilah dapat menjadi sumber penularan kepada anggiota keluarga yang lain.
Penularan infeksi cacing Enterobius vermicularis dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
- Penularan dari tangan ke mulut sesudah menggaruk daerah perianal (auto-infeksi)
- Penularan dari tangan dapat menyebarkan telur kepada orang lain maupun kepada diri sendiri karena memegang benda-benda maupun pakaian yang terkontaminasi.
- Penularan dari debu. Debu adalah merupakan sumber infeksi oleh karena mudah diterbangkan oleh angin sehingga telur melalui debu dapat tertelan oleh manusia.
- Retrofeksi atau penularan melalui anus: larva dari telur cacing kremi yang menetas di sekitar anus kembali masuk ke usus.
Hewan seperti anjing dan kucing tidak mengandung cacing kremi tetapi dapat menjadi sumber infeksi oleh karena telur dapat menempel pada bulu dari anjing atau kucing.
Kebersihan atau sanitasi perorangan merupakan faktor penting untuk pencegahan infeksi cacing kremi. Misalnya, kuku, sebaiknya selalu dijaga kebershannya dengan dipotong pendek, menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan hingga bersih sebelum makan.
Bagi anak atau anggota keluarga yang terinfeksi enterobiasis sebaiknya memakai celana panjang jika hendak tidur supaya alas kasur tidak terkontaminasi dan tangan tidak dapat menggaruk daerah perianal.
Pencegahan dari faktor makanan. Menjaga makanan agar tetap bersih maka hendaknya makanan dapat dihindarkan dari debu dan tangan yang mengandung parasit cacing Enterobius vermicularis.
Tips pencegahan infeksi cacing kremi adalah menjaga pakaian dan alas kasur agar sebaiknya dicuci bersih setiap hari.