Pengertian/definisi
Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair atau serign disebut buang air besar tidak normal. Buang air besar yang tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya (Bag. Ilmu Kes. Anak FKUI/RSCM). Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3 kali buang air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali buang air besar.
Penyebab Diare
Kondisi yang menyebabkan diare dapat meliputi :
- Faktor infeksi yaitu infeksi bakteri (Shigella, Samonella, Vibrio cholera), infeksi virus (Enterovirus), infeksi parasit (cacing), atau infeksi kandida (Candida albicans),
2. Faktor parenteral ialah infeksi di bagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak);
3. Faktor malabsorbsi (malabsorbsi karbohidrat, malabsorbsi lemak, malabsorbsi protein);
4. Faktor makanan (makanan basi, makanan beracun, makanan terlampau banyak lemak, sayur-sayuran yang dimasak kurang matang);
- Faktor psikologis (rasa takut, cemas).
Tanda/gejala Klinis diare
Anak cengeng, gelisah, suhu meningkat, nafsu makan menurun, buang air besar lebih dari 4 kali sehari, tinja encer, kadang-kadang campur darah dan lendir, kadang warna tinja hijau karena campur dengan empedu, tinja lama kelamaan menjadi asam karena banyaknya asam laktat yang keluar, muntah-muntah. Bila keadaan semakin berat akan terjadi dehidrasi dengan gejala sebagai berikut: rasa haus, mulut kering, matacekung, pada bayi ubun-ubun cekung.
Kehilangan berat badan normal, turgor kulit menurun (lebih dari
2 detik dehidrasi berat), kulit kehilangan kekenyalan, nadi lemah dan cepat.
Patogenesis Diare
Mekanisme dasar timbulnya diare meliputi hipersekresi usus halus akibat toksin. Malabsorbsi karbohidrat, lemak yang akan menimbulkan “osmotik” diare. Hiperperistaltik usus halus dan ko-lon.
Patogenesis Diare Akut, masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil melewati asam lambung (HC1). Kemudian berkembang biak di usus halus dan mengeluarkan toksin. Toksin ini mengakibatkan hipersekresi cairan pada usus.
Patogenesis Diare Makanan, keadaan ini lebih komplek, faktor-faktor yang menimbulkannya adalah infeksi bakteri, parasit, protein kalori malnutrisi, dan malabsorbsi.
Akibat/Efek/Komplikasi Diare
- Dehidrasi, hal ini bisa terjadi tergantung dari jumlah cairan yang keluar. Dehidrasi dikatagorikan: ringan, sedang dan berat.
- Asidosis metabolik akibat kehilangan bikarbonat melalui ketosis, kelaparan, oliguria/anuria dan penimbunan asam laktat karena hipoksia jaringan tubuh.
- Defisiensi kalium.
- Gangguan gizi terjadi akibat muntah dan berak-berak.
- Hipoglikemia yaitu terganggunya penyimpanan glikogen dalam hati, dan adanya gangguan absorpsi glukosa oleh usus (sering terjadi pada anak-anak).
- Gangguan sirkulasi darah akibat cairan banyak keluar melalui muntah dan berak sehingga terjadi syok.
Langkah-langkah Pemeriksaan Diagnosa
Untuk memudahkan pengobatan dan perawatan diperlukan
pemeriksaan: tinja, hematokrit darah, berat jenis plasma, protein
total, lekosit, ureum, alkali fosfat, natrium, dan kalium.
Pengobatan/Penatalaksanaan Diare
- Pengobatan medik (kausal), hal ini dapat dilaksanakan dengan tepat setelah diketahui penyebabnya. Penyebabnya infeksi enteral untuk pengobatan paling tepat diadakan biakan tes resistensi.
- Pengobatan dengan cara pengaturan diet dan pemberian cairan:
- Tanpa dehidrasi sampai dehidrasi ringan (5% BB) dengan memberikan cairan rumah tangga yang dibuat dari larutan gula garam, air tajin, kuah sayur, teh botol (pengobatan di rumah).
- Anak dengan dehidrasi ringan (5%-10% BB) di Puskesmas/ RS dengan pemberian Oralit.
- Dehidrasi berat dengan/tanpa komplikasi dengan/tanpa penyakit penyerta di RS/Puskesmas, diberikan cairan rehidrasi parentral dengan RL dan glukosa. Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan berat/ringannya penyakit. Pada tanpa dehidrasi: 100 ml/kg BB/hr sebanyak lx setiap 2 jam pada bayi yang masih minum ASI, ASInya diteruskan jika setiap kali diare dan umur anak kurang dari 2 th berikan 1/2 gelas. Jika umur 2-6 tahun diberikan 1 gelas, anak yang lebih besar diberikan 400 cc (2 gelas). Pada dehidrasi ringan dimana diarenya 4x sehari maka diberikan cairan 25-100 ml/kg BB/hr atau setiap jam 2x oralit diberikan pada kasus ringan sampai berat ±100 ml/kg BB/4-6 jam. Bila masih memungkinkan ASI tetap diberikan.
Beberapa cara membuat cairan rumah tangga
- Gula pasir 1 sendok teh muncung
- Garam dapur yang halus 1/2 sendok teh tambah air masak/air teh hangat 1 gelas.
- Cara tradisional: 3 liter air ditambah 100 gr atau 6 sendok makan munjung beras dimasak selama 45-60 menit setelah masak air tajin 2 liter ditambah 5 gr garam.
- Cara biasa: 2 liter air ditambah tepung beras 100 gr ditambah 5 gr garam dimasak hingga mendidih dan akan didapat air tajin, selain dari itu ASI tetap diberikan.
Dosis cairan intravena
Anak yang mengalami dehidrasi berat telah kehilangan 100 ml
cairan untuk setiap kg berat badannya.
- Berikan 20 ml/kg BB dengan tetesan secepat tetesan itu dapat mengalir (diguyur), bila BB 12 kg membutuhkan 12 x 20 = 240 ml secepat mungkin.
- Tahap pemberian Iambat: tahap ini dikerjakan setelah tahap di atas. Untuk anak-anak kurang dari 5 kg 25 ml/jam atau 8 tetes/menit; antara 5-9 kg 50 ml/jam atau 16 tetes/menit; antara 10-14 kg 74 ml/jam atau 25 tetes/menit; lebih dari 15 kg 100 ml/jam atau 33 tetes/menit. Jangan sampai anak meninggal hanya karena tidak mendapat cairan.