Apa sih Hiperemesis gravidarum? Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan atau kondisi mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sehingga mengganggu kesehatan. Penyebab pasti hiperemesis gravidarum belum diketahhui dengan pasti, namun ada beberapa faktor predisposisi atau faktor pendukung dari gangguan hiperemesis gravidarum yaitu antara lain sebagai berikut :
- Primi Gravida atau hamil yang pertama.
- Kehamilan ganda.
- Hamil anggur atau mola hidatidosa.
- Riwayat kehamilan lambat.
- Faktor organik yang berkaitan dengan gangguan pada organ tubuh.
- Faktor psikologis atau kejiwaan
- Faktor endokrin yang berkaitan dengan sekresi hormon.
- Faktor penyakit seperti diabetes militus
Patofisiologi HIperemesis gravidarum:
Akibat muntah-muntah yang berlebihan maka terjadilah oksidasi lemak tak sempurna, menyebabkan timbulnya ketosis [tertimbunnya asam aseton], hal ini menyebabkan cadangan karbohidrat dan lemak habis/menurun sehingga kebutuhan energi menjadi tidak terpenuhi.
Akibat muntah yang berlebihan mengakibatkan terjadinya dehidrasi [kekurangan cairan] sehingga cairan ekstra seluler dan plasma berkurang. Hal ini berakibat pada gangguan fungsi liver dan bisa berakibat pada rusak dan matinya jaringan ginjal. Efek dan dampak lanjut dari kejadian di atas adalah menyebabkan kekurangan vitamin B yang selanjutnya mengakibatkan gangguan pada keseimbangan sodium dan potasium yang dampaknya adalah gangguan pada kinerja otot jantung. Dampak akhirnya adalah bahwa hiperemesis gravidarum akan berakibat pada penurunan penyerapan vitamin B12, Vitamin C, dan asam folat/folik acid.
Apa saja gejala dan tanda khas dari hiperemesis gravidarum?
Tanda dan gejala khas adanya gangguan kehamilan hiperemesis gravidarum adalah sebagai berikut :
- Muntah berlebihan atau muntah hebat.
- Haus.
- Dehidrasi.
- Penurunan berat badan.
- Kondisi umum pasien memburuk
- Suhu badan atau temperatur tubuh naik, hal ini adalah dikarenakan penderita mengalami dehidrasi.
- Ikterus [warna kuning pada kulit atau mata]. Hal ini disebabkan karena terjadinya gangguan pada fungsi liver/hati.
- Gangguan pada sistem serebral [sistem syaraf pusat]
Gejala dan tanda pada Hiperemesis gravidarum kemudian dibagi lagi ke dalam 3 tingkatan yang mana tingkat atau derajat diperemesis gravidarum yang ketiga adalah kondisi hiperemesis gravidarum stadium berat. Berikut ini adalah tanda dan gejala pada masing-masing tingkatan hiperemesis gravidarum :
Tanda dan gejala Hiperemesis Gravidarum Tingkat pertama :
- Pasien lemah.
- Nafsu makan menurun [hampir tidak ada nafsu makan].
- Berat badan menurun.
- Nyeri epigastrik [nyeri ulu hati].
- Nadi atau denyut jantung meningkat kurang lebih 100 kali per menit.
- Tekanan darah sistolik menurun.
- Lidah kering.
- Mata cekung.
Tanda dan gejala Hiperemesis Gravidarum Tingkat kedua :
- Pasien lemah dan apatis [cenderung diam].
- Turgor kulit menurun yang diakibatkan karena dehidrasi sehingga kulit kekeringan.
- Lidah kering dan tampak kotor.
- Nadi teraba dan terasa lemah, dan cepat lebih dari 100 kali per menit.
- Mata sedikit ikterik dan cekung.
- Berat badan menurun.
- Tekanan darah menurun.
- Hemokonsentrasi [pengentalan darah]
- Oligoria atau air kencing sedikit.
- Bau aseton pada mulut dan air seni [urin]
- nadi teraba kecil atau halus dan cepat.
- Suhu meningkat [suhuh tubuh panas]
Tanda dan Gejala Hiperemesisi derajat 3
- Keadaan umum penderita sangat lemah.
- Muntah berhenti.
- Kesadaran menurun, somnolen [suatu keadaan seseorang yang tampak mengantuk dan kesadaran menurun yang dapat pulih kembali bila ada rangsangan] sampai terjadi koma.
- Nadi kecil dan cepat.
- Tekanan darah menurun.
- Suhu tubuh naik.
Askep dan penatalaksanaan perawatan hiperemesis gravidarum
Pencegahan Hiperemesis gravidarum :
- Pemberian informasi dan edukasi untuk menghilangkan rasa takut dan cemas dimana hal ini terkait dengan faktor psikologis pasien.
- Pengaturan dan pola diit yang mengurangi konsumsi lemak dan makanan-makan yang merangsang terjadinya rasa mual.
Penatalaksanaan perawatan hiperemesis gravidarum :
- Melakukan pemeriksaan darah yang meliputi plasma elektrolit, natrium, kalium secara intravena untuk tindak lanjut pemberian tindakan perawatan dan pengobatan.
- Pemberian infus untuk mengurangi dan mengatasi dehidrasi dan ketosis.
- Pemberian vitamin B12, vitamin C, asam folat dan zat besi.
- Pemberian obat antasida untuk mengurangi asam lambung.
- Pemeriksaan tanda-tanda vital secara teratur untuk memantau keadaan umum pasien.
- Pemeriksaan urin yang meliputi aceton, gula dan protein dalam urin.
- Pemberian obat-obat sedatif atau penenang untuk membuat kondisi pasien tenang dan nyaman.
- Melakukan monitoring asupan makanan atau input dan output pasien.
- Melakukan observasi keadaan umum pasien.
- Apabila muntah sudah berhenti dalam waktu 24 jam, maka boleh dicoba untuk memberikan rehidrasi cairan lewat oral atau mulut.
Asuhan Keperawatan tindak lanjut :
- Jika pasien sudah sembuh maka pasien diperbolehkan pulang.
- Tindakan terminasi atau mengakhiri kehamilan dengan catatan sebagai beriku:
- Apabila pengobatan tidak berhasil dan penderita mengalami koma, maka dilakukan tindakan terminasi kehamilan sesuai dengan umur atau usia kehamilan.
- Memberikan dorongan emosional kepada ibu dan keluarga untuk mengatasi dampak terminasi kehamilan dalam mengatasi depresi dan stress.