Sebelum membahas perawatan dan pengobatan penyakit tetanus, marilah kita kenali dulu apa itu definisi penyakit tetanus. Tetanus lebih sering disama artikan dengan penyakit lokjaw (rahang yang mengunci), adalah penyakit infeksi spesifik yang disebabkan oleh kuman clostridium tetani. Kuman ini adalah merupakan kuman gram + yang masuk ke dalam tubuh melalui luka yang dalam dan terkontaminasi kotoran serta luka tersebut dalam kondisi hampa udara. Suatu contoh luka yang bisanya menjadi tempat masuknya kuman tetanus adalah luka tertusuk paku yang dalam, luka karena ledakan bom.
Sifat dari kuman clostridium tetani ini adalah bersifat an aerob yang artinya bisa hidup dan tumbuh pada keadaan tanpa udara (02). Kuman clostridium tetani mengeluarkan toksin yang disebut neuro toksin, yang mana toksin ini biasanya akan merangsang moto neuron (syaraf gerak) sehingga terjadi kejang-kejang pada penderita tetanus. Kuman ini berspora yang menjadikan kuman ini mempunyai daya pelindung (spora) sehingga dapat bertahan dalam suhu lebih dari 100 derajat celcius. Sehingga untuk membunuh kuman ini adalah dengan cara memanaskan pada suhu 115-127 derajat celcius dengan menggunakan alat sterilisator bertekanan tinggi (autoclave).
Apa saja gejala-gejala pada penderita tetanus?
Sesuai dengan sifat dari penyebab tetanus yaitu kuman clostridium tetani, beberapa gejala yang muncul pada penderita dengan penyakit tetanus adalah sebagai berikut :
Kejang-kejang : Kejang pertama atau awal biasanya terjadi pada lokal area yaitu pada otot-otot dimana pintu masuk kuman atau luka pertama (port d’ entry).
Gejala kejang lainnya adalah mulut terkunci atau disebut trismus yang lama-kelamaan menjadi hebat dan berat sehingga bisa menimbulkan penderita menggigit lidahnya sendiri, oleh sebab itulah perlu dipasang spatula untuk menghindari tergigitnya lidah.
Gejala kejang lainnya adalah reshus sardonipus yang diakibatkan oleh kejang pada otot-otot mimik wajah sehingga muka atau wajah penderita meringis seperti kera. Kejang pada otot-otot sekitar tulang belakang (errector trunki) sehingga orangnya seperti membalik seperti busur (epistotonus).
Kejang yang terjadi pada penderita bisa dipicu karena rangsangan cahaya sehingga penderita harus ditempatkan pada ruang yang tenang dan sedikit gelap. Yang perlu diperhatikan adalah apabila kejang terjadi secara terus menerus dapat mencapai dan terjadi stadium convulsivus dan sering dapat mengakibatkan kematian karena terjadinya kejang pada otot pernafasan.
Seberapa lama bisa timbul penyakit setelah adanya kuman masuk?
Setelah kuman masuk ke dalam tubuh melalui luka yang kotor, dalam dan hampa udara, pasien dapat menderita penyakit tetanus dengan masa inkubasi antara 1 minggu sampai dengan beberapa bulan.
Apa saja tindakan pencegahan agar tidak terkena tetanus?
Penyakit tetanus dapat dicegah dengan tindakan pemberian imunisasi pada bayi pada usia kurang dari 1 tahun, bisanya pada bayi akan diberikan imunisasi DPT yang diberikan pada bayi dengan umur 3-4-5 bulan. Kemudian diberikan imunisasi booster pada anak umur 5 tahun. Imunisasi juga diberikan pada ibu hamil yang dimaksudkan apabila di kemudian hari anak menglami luka-luka maka tidak perlu diberikan ATS (anti tetanus serum) akan tetapi cukup diberikan booster TT (tetanus toxoid) 0,5 cc.
Tindakan pencegahan apabila sudah terjadi luka yang kemungkinan berpotensi menimbulkan tetanus adalah dengan melakukan perawatan luka dengan baik dan benar dengan cara toilet luka, yaitu sebagai berikut :
- Langkah pertama adalah pembiusan : apabila luka kecil maka cukup dengan pembiusan lokal dan apabila luka besar maka perlu dilakukan pembiusan umum. Hal ini biasanya dilakukan oleh dokter atau tenaga medis yang profesional. Pembiusan dimaksudkan agar ketika dalam tindakan toilet luka selanjutnya penderita tidak mengalami rasa sakit yang hebat sehingga dapat memberikan rasa nyaman pada pasien dan pada tenaga medis yang melakukan tindakan toilet luka.
- Langkah kedua adalah pembersihan : tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan luka sehingga bisa menghilangkan atau meminimalisir debu, bakteri dan kuman yang menempel. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan air steril atau anti septik. Bisanya dokter atau tenaga medis akan menggunakan anti septik sperti chlorhexidine atau H202 dengan kandungan oksigen (02) dengan tujuan agar kuman bakteri tetanus bisa mati. Bisa juga menggunakan obat desinfeksi seperti yodium 3 % dan alkohol 70 %, providon yodium 10 %.
- Langkah ketiga dalam toilet training adalah debri demand adalah tindakan membuang jaringan yang rusak dan kotor dan jaringan yang sudah mati sehingga mencapai jaringan kulit yang sehat.
- Langkah ke empat adalah rekonstruksi jaringan, yaitu tindakan rekonstruksi atau mengembalikan kembali jaringan yang ada dan mengembalikan ke dalam keadaan semula.
- Langkah kelima adalah menjahit luka lapis demi lapis : apabila luka kotor maka sebaiknya diberi drainase atau saluran berupa tabung kecil untuk keluarnya nanah, sebab bila luka kotor dan ada nanah yang terkumpul akan dapat keluar melalui saluran tersebut dalam 2-3 hari.
Bagiamana cara mengobatai dan tindakan perawatannya?
Beberapa tindakan pengobatan yang biasanya diberikan dokter pada penderita tetanus antara lain ;
- Antibiotika, biasanya dokter akan memberikan penicillin
- Pemberian TAT (tetanus anti toxin) : TAT merupakan serum yang mengandung anti bodi yang spesifik terhadap tetanus. Serum ini ada yang terbuat dari kura-kura dan pada orang tertentu akan berakibat menimbulkan reaksi alergi hipersensitivitas tingkat I yaitu menyebabkan shock anafilaktik. Ada juga serum TAT yang dibuat dari manusia yang sifatnya lebih aman namun harganya mahal. Umumnya dosis yang diberikan dokter adalah 80.000 – 100.000 Unit dan diberikan secara intra muskuler atau bisa juga lewat intra vena.
Tindakan perawatan dan pengawasan pada penderita
Upaya-upaya perawatan dan pengawasan yang diberikan antara lain penderita ditempatkan pada ruang yang tenang dan agak gelap karena kejang yang terjadi bisa dipcu dan disebabkan oleh rangsangan cahaya. Bahaya yang terburuk seperti kejang otot pernafasan dan gangguan menelan serta reflek batuk sehingga bisa mengakibatkan asfiksia dan mengakibatkan timbulnya infeksi pada paru-paru.
Perawatan yang dilakukan adalah dengan tindakan sonde fording, pemberian obat anti kejang, trakheostomy apabila diperlukan serta pemberian cairan infus untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit dan cairan serta kalori.
Sonde fording adalah tindakan pemasangan sonde untuk memenuhi kebutuhan makanan dan cairan atau minuman yang masuk ke dalam tubuh.
Trakheostomy adalah tindakan bedah dengan membuat lubang pada trakhea (bagian dari saluran pernafasan) sehingga dapat membantu pernafasan pasien dengan menggunakan alat bantu pernafasan (ventrikular respirator)