Keadaan koma (coma) selain terdapat pada anak dengan kejang-kejang tersebut di atas, dapat terjadi pula anak dengan penyakit ginjal (koma uremikum), penyakit hati (koma hepatikum), gastro enteritis dehidrasi, bronkopnemoni dll. Anak dengan koma adalah anak yang sakit payah/berat, maka untuk merawat dengan baik memerlukan perhatian dan pengertian tentang penyakit tersebut. Selain itu harus disediakan fasilitas-fasilitas dan alat-alat yang diperlukan seperti;
Ruangan
Ruang rawat harus cukup ventilasi agar mendapatkan udara yang segar dan sinar matahari. Sebaiknya ruangan tersendiri supaya anak dapat istirahat dengan tengan dan bila diperlukan tindakan dari dokter sewaktu-waktu dapat dilaksanakan dengan lancar. Pada malam hari diperlukan lampu yang terang tetapi anak jangan ditidurkan di bawah lampu supaya bila sadar sewaktu-waktu tidak silau dan mengganggu tidurnya.
Alat-alat
Alat-alat yang sering dipergunakan harus selalu tersedia, misalnya.
- Tong spatel (sudip lidah) yang salah satu ujungnya telah dibungkus dengan kain kasa.
- 02/oksigen lengkap dengan selang atau maskernya.
- Pengisap lendir.
- Tensimeter, termometer, penghitung nadi, senter.
- Obat-obat anti kejang dengan beberapa jarum dan spuit juga chloral hydrate dalam larutan segar (24 jam) Nonne, Pandy, desinfektan seperti betadin, alkohol dan yodium 1% .
- Set untuk lumbal punksi (LP) steril lengkap terdiri dari jarum LP dengan mandrinnya beberapa buah, sarung tangan beberapa buah, duk berlobang, duk klem 2 buah, manometer untuk mengukur tekanan liquor dan penggaris, 2 tabung untuk Nonne-Pandy dan 2 botol steril.
- Pisau cukur/silet
- Es dan alkohol untuk kompres dingin
- Giiserin spuit untuk chloral hydrate
- Maagslang untuk memberi makan lengkap dengan corong spuit besar
- Kateter untuk urin, kain kasa steril, plester, kapas lidi, gunting perban, bengkok, kom kecil untuk kompres, urinal dan stoples untuk menampung urin.
- Alat-alat tenun: selimut, seprei, pakaian anak, handuk mandi, kamfer spiritus, minyak kelapa, salep, boraks gliserin, gentian violet dan air garam fisiologis.
- Untuk kebersihan lingkungannya: ember, lap kerja, desinfektan harus tersendiri pula.
- Untuk keperluan fisioterapi: bantalan pasir, spalk, perban, bantal tipis, karet krep untuk membuat cincin penahan untuk menghindarkan dekubitus.
- Tempat tidur usahakan harus rata untuk mencegah deformitas pada tubuh anak dan bernafas leluasa. Kasur yang tidak rata kurang baik untuk tidur anak koma karena ia tidak bisa bergerak sendiri, sedangkan tidurnya memakan waktu yang lama.
Perawatan anak koma sehari-hari
Posisi tidur anak: anak ditidurkan selang-seling karena keadaan koma kadang-kadang berlangsung lama. Caranya, 2 jam tidur miring kiri, 2 jam tidur terlentang, 2 jam tidur miring kanan. Bila keadaan berangsur baik tidur selang seling harus diatur setiap 1 jam sekali. Pada anak koma dengan meningitis, ensefalitis, tidak usah tidur terlentang lama-lama, karena ini dapat menambah tekanan pada tulang belakang dan mengakibatkan rangsangan lebih banyak pada meningen/selaput orak sehingga kepala bertambah melentik ke belakang. Tujuan tidur selang seling untuk mencegah dekubitus, cara lain setiap memindahkan letak, tubuh yang bekas tertekan dilap dengan air hangat dan sabun, setelah dibilas dan dikeringkan bagian yang tulangnya menonjol digosok dengan kamfer spiritus, setelah kering diberi talek. Bila terlihat kulit yang bekas tertekan merah olesi minyak kelapa hangat atau sebangsanya. Di bawah tulang yang menonjol diberi bantalan karet krep dibuat seperti cincin.
Posisi waktu tidur terlentang:
- Letak kepala lurus dengan badan dan agak miring ke salah satu sisi guna mencegah aspirasi serta lidah tidak jatuh ke belakang.
- Letakkan tangan kanan dan kiri diatas bantalan yang tipis dengan posisi siku agak abduksi dan bagian tangan bawah membengkok kedalam, telapak tangan tengkurap diatas bantal. Pada telapak tangannya genggamkan bola-bola kapas yang dibungkus kain kasa, hal ini penting karena lama kelamaan pada anak koma tangannya akan selalu mengepal, dan susah dibuka sehingga susah dibersihkan dan akhimya tangan anak akan teluka.
- Kedua kaki lurus, beri guling kecil atau gulungan kain di bawah lututnya, untuk mencegah patella jatuh ke belakang dengan demikian lutut terlihat agak bengkok. Diantara 2 lutut juga diberi gulungan kain untuk mencegah lutut beradu. Pada ujung kaki berikan bantalan pasir untuk menahan supaya kaki jangan meruncing.
Posisi pada waktu tidur miring:
- Di bawah kepala berikan bantalan cincin
- Tangan letakkan agak menekuk di depan dada, berikan bantalan tipis diantaranya, telapak tangan tetap menggenggam bola-bola kapas.
- Kedua kaki agak membengkok, kaki bagian atas lebih bengkok, diantara kedua kaki diberi bantalan tipis. Pada mata kaki, lutut bagian bawah berikan bantalan cincin krep, ujung telapak kaki beri bantalan pasir. Posisi tidur ini penting diperhatikan sejak awal, biasanya kelumpuhan otot masih bersifat flaksid, sedangkan lama-lama akan menjadi spastis dan terjadilah deformitas.
Mengontrol tanda-tanda vital
Kontrol tekanan darah, pernafasan, nadi, suhu, dan penghisapan
lendir:
- Tensi diukur 6 jam sekali, dalam keadaan anak tenang. Bila terjadi keadaan umum anak berubah diukur 1 x/jam, tekanan darah normal pada anak antara 80/60-110/80 mm Hg. Anak dalam keadaan syok tekanan darah diperiksa tiap 1/2 jam 1 kali.
- Pernafasan, pernafasan normal pada anak 24 x/menit. Kontrol pernafasan setiap 6 jam sekali, bila terjadi kelainan periksa tiap jam 1 x. Perhatikan apakah ada sianosis, dipsnea, bila ini terjadi berikan O2 dan rujuk pada mitra kerja (dokter).
- Denyut nadi, normal pada anak 80-100 x/menit. Keadaan biasa diperiksa 6 jam sekali. Dalam keadaan normal suhu tinggi nadinya juga cepat, tetapi bila tidak sesuai atau nadi mendadak lambat rujuk ke dokter.
- Mengukur suhu tubuh, keadaan normal diukur setiap 6 jam sekali. Bila suhunya naik menjadi 39,5° C, kontrol terus tiap jam sampai normal kembali. Bila suhu tinggi di kompres, caranya: ambil waslap basahi dengan air dingin/es diperas sampai lembab kemudian kompres di ketiak, lipatan paha, di dahi/ubun-ubun. Bisa juga kompres alkohol.
- Lendir harus selalu dihisap dengan alat penghisap agar tidak aspirasi. Pengisap lendir harus sering dibilas dengan air sebelum dan sesudah dipakai.
Kebersihan Perseorangan
- Perawatan mata, anak koma kalau tidur matanya selalu terbuka. Hal ini dapat membuat kornea dan selaput mata kering dan cepat rusak. Oleh sebab itu sebaiknya dikompres boorwater dengan kasa steril. Persediaan alat; kasa steril, boorwater dalam tempatnya, pinset 2 buah. Masukkan kasa steril ke dalam kom boorwater, kemudian peras sampai lembab, tutupkan pada mata anak.
- Mandi, pada anak koma biasanya mandinya dengan dilap waslap dengan air hangat.
- Kebersihan mulut dan gigi, mulut sebaiknya dibersihkan tiap hari, karena mulut yang tidak dipergunakan makan, minum, menjadi kering, kotor dan mudah timbul stomatitis. Cara membersihkan; bila bibir dan mulut masih bersih dan sehat diolesi boraks giiserin 10% atau sebangsanya. Bila sudah terjadi stomatitis dan kotor sekali, mulut dibersihkan dengan depper lembab oleh air garam dengan menggunakan sudip lidah dan pinset.
Pemberian cairan/makanan
Pemberian cairan/makanan melalui intravena atau sonde. Pasien koma biasanya lama untuk menghindarkan dehidrasi biasanya anak diberi IVFD, dengan cairan: 2A, 3A, NaCl, Glukosa 5%, 10%, 40%, BicNatricus 1,5% dan 3%.
Setelah berangsur baik biasanya diganti dengan pemberian makan melalui sonde, kadang-kadang berjalan kedua-duanya. Bila pasang IVFD perhatikan jangan sampai terjadi infeksi nosokomial. Makanan melalui sonde biasanya 6 x/hari, sebaiknya pasang sonde menetap. Bila bahan sonde dari Polyetilen dapat dibiarkan sampai 5 hari, kalau sonde biasa hanya bertahan kesterilannya dalam waktu 48 jam.
Cara memasang sonde:
- Ukur selang sonde dari dahi sampai ke ulu hati (prosesus xyphoideus) kemudian beri tanda.
- Setelah sonde masuk pasang plester, kemudian kontrol benarkah bahwa sonde sudah masuk ke dalam lambung, dengan cara: hisap cairan lambung dengan spuit melalui selang sonde, bila banyak mengeluarkan cairan lambung berarti benar masuk lambung. Namun, bila cairan lambung tidak ke luar, tunggu sebentar sambil memperhatikan keadaan umum anak apakah anak membiru, pucat, sesak napas, atau tidak, jika tidak ada perubahan masukanlah makanannya sedikit demi sedikit, tunggu sebentar, bila keadaan umumnya baik lanjutkan makanannya dimasukan, memberikan makanan personde kalau lancar hanya membutuhkan waktu 10-15 menit, tidak boleh disemprot dengan cepat bisa muntah.
- Setelah selesai dibilas dengan air minum untuk membilas sonde. Bila sonde menetap rekatkan pada dahi anak dengan plester. Bila tidak, cabut sondenya dengan betul-betul dijepit agar susu tidak menetes pada jalan pernafasan.
- Tidurkan anak dengan posisi 1/2 duduk sampai 1 jam setelah pemberian sonde.