Pengertian
Campak (Morbili, Measles, Rubeola) adalah penyakit infeksi virus, akut, dan menular. Penyebab infeksi ini adalah Virus Campak (Morbili) menyerang beberapa bagian tubuh diantaranya saluran pernafasan dan kulit.
Cara Penularan penyakit campak
Anak yang menderita campak bila batuk mengeluarkan percikan ludah yang mengandung virus campak kemudian dihirup oleh anak lain mungkin 1 atau 2 minggu kemudian anak tersebut akan tertular dan terkena campak.
Gejala/Tanda infeksi campak
Stadium prodromal (gejala awal): anak demam, batuk, pilek, mulut sakit, merah, mata merah dan berair serta sakit, anak gelisah dan selalu menutup matanya.
Stadium erupsi (kelainan kulit yang timbul secara cepat dan mendadak), batuknya semakin bertambah, pada hari ketiga demam semakin tinggi, timbul ruam dalam pipi bagian dalam disebut bercak koplik, bercak ini tampak seperti butiran garam pada selaput lendir merah dalam pipi. Bercak koplik ini timbul beberapa hari sebelum ruam campak, timbul ruam berbentuk kecil merah; datar (makula), papula (menonjol). Timbul makula, mula-mula pada belakang telinga, menjalar ke leher, vvajah dan badan, terakhir pada lengan dan kaki, berakhir kurang lebih 4 hari.
Stadium pemulihan/penyembuhan: erupsi hilang meninggalkan bekas yang lebih tua. Yang lama kelamaan akan menghilang sendiri, kadang-kadang terjadi kulitnya mengelupas (deskwamasi).
Komplikasi/Penyulit dari campak
Ada yang mengatakan bahwa penyakit campak ini tidak berba-haya, yang berbahaya ialah komplikasinya yang meliputi infeksi pada mulut (stomatitis), infeksi pada alat pencernaan makanan (usus), infeksi saluran pemapasan (laringitis, bronkitis), infeksi pada konjungtiva menyebabkan buta, otitis media, mencret disertai darah dan lendir, bagi anak yang awalnya kurang gizi bisa menderita kwashiorkor.
Pengobatan dan Perawatan Penyakit Campak
Anak yang menderita penyakit campak hampir tidak pernah ada yang dirawat di rumah sakit kecuali dengan komplikasi. Oleh sebab itu penjelasan ditujukan pada ibunya. Sampai pada saat ini penyakit yang disebabkan oleh virus belum diketahui obatnya. Tetapi secara simtomatik dilakukan bila anak panas diberi antiperitika dan seda-tif, berikan obat batuknya bila batuk-batuk sesuai dengan program dokter, Raboransia. Selain melakukan pengobatan pada pasien juga dilakukan pencegah terjadinya komplikasi dengan memberikan antibiotika.
Masalah perawatan yang mungkin timbul:
- Hipertemia/tingginya suhu badan.
- Kekurangan volume cairan.
- Tidak toleran terhadap aktifitas.
Tujuan perawatan:
- Menurunkan suhu tubuh sampai keadaan normal.
- Terpenuhinya kebutuhan cairan dan elektrolit, sehingga terja-dinya keseimbangan.
- Pasien mampu melakukan aktifitas sesuai umur
Rencana tindakan:
- Memberikan kompres dingin pada kepala dan bilamana perlu pada lipatan paha dan ketiak.
- Memberikan pakaian yang mudah menyerap keringat.
- Usahakan mengganti pakaian anak setiap basah karena keringat.
- Usahakan memberikan banyak minum.
- Berikanlah makanan sesuai dengan usia anak/berat ringannya penyakit dengan tinggi protein. Makanan dalam bentuk cair/ lembek dengan porsi kecil tapi sering. Usahakan memberi minum/makan yang dapat menarik selera anak.
- Bibir yang kering dan merah olesi dengan boraks gliserin.
- Untuk menghindari silau pada anak usahakan sinar masuk permanen dan tidak terlalu merangsang mata.
- Kebersihan badan, mandi seka dengan air hangat, mata, telinga, hidung dan mulut bersihkan dengan hati-hati.
- Mengikutsertakan orang tua dalam menyusun rencana perawatan anaknya.
Rencana Evaluasi:
- Suhu tubuh anak berkisar antara 36°-37°C.
- Status hidrasi dalam batas normal
- Dapat melakukan aktifitas sesuai usia dan tugas perkembangan
Tidak nampak adanya tanda-tanda kekurangan cairan, turgor baik, cairan yang masuk mencukupi kebutuhan.
Selama melaksanakan tindakan keperawatan perawat mencatat semua tindakan yang telah diiakukan, serta mencatat reaksi anak selama dirawat. Dan melaporkan hasil tindakan serta menilai efektifitas tindakan perawatan berdasarkan hasil/reaksi anak dan rencana yang telah dibuat.