Teori Kepribadian Freud dan Erikson
Kepribadian, ialah hasil perpaduan antara pengaruh lingkungan dan bawaan, kuaütas total perilaku individu yang tampak dalam menyesuaikan diri secara unik dengan lingkungannya (berbeda antara satu individu dengan individu lainnya).
Beberapa indikator dalam aspek kepribadian yang tampak dalam interaksi lingkungan antara lain; konsekuensi, ketetapan hati, sikap terhadap obyek dan norma, kestabilan emosional, rasa tanggung jawab, dan sosiobilitas (kemampuan dalam berkomunikasi dengan orang lain). Kepribadian akan terus berubah sesuai dengan pertambahan usia dan pengalaman hidup.
Ada pendapat ahli yang mengatakan bahwa jiwa manusia itu terbentuk dari tiga bagian alam sadar, prasadar, dan alam tidak sadar. Alam sadar adalah sebagian kecil dari bagian jiwa manusia yang terlihat, sementara bagian terbesarnya adalah alam tidak sadar.
Teori kepribadian dikemukakan oleh ahli psikoanalisa Sigmund Freud (1856-1939). Perkembangan Kepribadian menurut Sigmund Freud meliputi tahap-tahap:
- Fase oral usia antara 0-1,5tahun
- Fase anal usia antara 1,5 -3 tahun
- Fase falik usia antara 3-5 tahun
- Fase laten usia antara 5-12 tahun
- Fase genital usia antara 12-18 tahun
Ahli lain yang mengemukakan teori kepribadian adalah Erick Erikson. Erikson mengemukakan bahwa dalam tahap-tahap perkembangan manusia mengalami 8 fase yang saling terkait dan berkesinambungan.
Berikut ini dikemukakan tahap-tahap perkembangan menurut kedua ahli tersebut (Freud dan Erikson).
Tugas Perkembangan tiap Masa Perkembangan
Bayi (oral) (0-1 tahun)
Rasa percaya (trust) Mencapai harapan, dapat menghadapi frustasi dalam jumlah kecil; mengenal ibu sebagai orang lain dan berbeda dari diri sendiri (Anak tidak percaya diri - bila Tugas Perkembangan tidak tercapai)
Usia Bermain (anal) (1-3 tahun)
Perasaan otonomi (sense of autonomy)
Mencapai cita-cita/keinginan; anak memulai kekuatan baru, menerima kenyataan dan prinsi kesetiaan (Anak menjadi malu dan ragu-ragu (shame and doubt) apabila tugas perkembangan tidak tercapai)
Usia prasekolah (phallic) (3-6 tahun)
Perasaan inisiatif (sense of initiative) Mencapai tujuan; menyatakan diri sendiri dan lingkungan; membedakan jenis kelamin (Timbul rasa bersalah apabila tugas perkembangan tidak tercapai)
Usia sekolah (latent) (6-12 tahun)
Perasaan berprestasi (sense of accomplishment)
Dapat menerima dan melaksanakan tugas dari orangtua dan guru (Timbul rasa rendah diri apabila tugas perkembangan pada masa ini tidak tercapai)
Remaja (genital) (12-? tahun)
Rasa identitas (sense of identity). Mencapai kesetiaan yang menuju pada pemahaman heteroseksual; memilih pekerjaan; mencapai keutuhan kepribadian (contoh mementingkan kepentingan orang lain) (Anak mengalami Difusi identitas apabila tugas perkembangan pada masa ini tidak tercapai)
Remaja Akhir dan dewasa muda
Rasa keintiman dan solidaritas (sense of intimacy)
Memperoleh cinta; mampu membuat hubungan dengan lawan jenis; belajar menjadi kreatif dan produktif ( anak mengalami Isolasi apabila tugas perkembangan tidak tercapai)
Dewasa
Perasaan generativitas/keturunan (sense of generativity)
Memperoleh perawatan/perhatian; belajar keterampilan efektif dalam berkomunikasi dan mengasuh anak; menggantungkan minat aktifitas pada keturunan (Timbul Absorpsi dan stagnasi apabila tugas perkembangan tidak tercapai)
Dewasa akhir
Perasaan integritas (sense of integrity)
Mencapai kebijaksanaan; menyelesaikan hidup dengan bijaksana; belajar untuk menerima kematian; menyelesaikan urusan hidup; menerima masa pensiun tanpa berhenti hidup (mengalami Keputusasaan apabila tugas perkembangan tidak tercapai)
(Sumber:
Foster, R. L, Mabel M. H, dan Jo Joice T. A, Family Centered Nursing Care of Children, Philadelphia, 1989).