Berikut ini adalah Macam-macam Gangguan Laktasi yang umum terjadi pada ibu menyusui
- Usia ibu, ibu yang baru melahirkan pertama kali dengan usia di atas 30 tahun, umumnya produksi ASI kurang dibanding ibu muda, namun bukan berarti tidak dapat ditingkatkan.
- Sikap ibu, ibu yang benar-benar ingin menyusui bisa memproduksi ASI dengan baik dan akan lebih berhasil dari pada ibu yang enggan menyusui.
- Keseimbangan, peningkatan produksi ASI dapat ditunjang dengan cara makan makanan bergizi seimbang, terutama pada ibu muda yang pertama kali melahirkan biasanya menghasilkan ASI lebih sedikit.
- Obat-obat, obat-obatan yang diminum ibu waktu menyusui dapat masuk ke dalam ASI dan terminum oleh bayi. Namun tidak semua obat, hanya obat-obat tertentu misalnya obat pencahar, dan antibiotik dapat menyebabkan mencret atau kolik. Antibiotik tetrasiklin sebaiknya dihindari sebab dapat mempengaruhi gigi bayi.
- Alkohol, alkohol dapat masuk ke dalam ASI
- Nikotin, pada ibu perokok berat; ASI keluar sedikit, merusak kesehatan ibu dan bayi. Anak-anak yang datang dari keluarga perokok akan sering batuk dan pilek serta radang saluran napas dibanding dari keluarga yang bukan perokok. Walaupun ibu tidak merokok tapi di lingkungan bayi penuh asap maka paru-paru bayi dapat menyerap asap pula.
- Saluran ASI tersumbat, saluran ASI yang tersumbat dapat membuat ASI tidak keluar. Keadaan ini ditandai dengan adanya gumpalan kecil di payudara yang berwarna merah dan sakit bila ditekan. Bila tidak dirawat bisa infeksi.
Memperbanyak Jumlah dan persediaan ASI:
Untuk mendapatkan ASI yang cukup banyak jumlahnya, sebaiknya dilakukan hal-hal berikut:
- Susuilah bayi ½ jam pertama setelah lahir/setelah dibersihkan jalan napasnya dan dipotong tali pusatnya.
- Susuilah bayi sesering mungkin sesuai dengan permintaannya. Biasanya setiap 2 jam sekali.
- Susuilah 10 menit pada payudara pertama dan 10 menit pada payudara kedua.
- Usahakan tidak memberikan dot atau susu botol pada bayi sebelum ia mantap dalam menyusu, sebab dapat membingungkan bayi
- Ibu menyusui dianjurkan minum 8-12 gelas setiap hari, berarti segelas setiap menyusui!
- Makanlah lebih banyak makanan yang bergizi
- Tidurlah sekurang-kurangnya 8 jam sehari, tidur siang baik bagi kesehatan.
- Pakailah BH atau kutang yang sesuai dengan besarnya buah dada serta baju atau kaos yang longgar.
- Susuilah bayi dalam suasana santai dengan posisi yang enak.
- Melaksanakan perawatan payudara, baik pada masa hamil maupun masa nifas.
Pengelolaan Laktasi di Kamar Bersalin
Bayi mulai disusukan kepada ibunya di kamar bersalin sesegera mungkin 1/2 jam pertama setelah dibersihkan saluran napasnya dan dipotong tali pusatnya. Susukan payudara kiri dan kanan, tidak perlu lama hanya untuk melatih bayi agar ibu lebih dini mengenal bayinya.
Posisi dan cara menyusui bayi:
- Cara memegang bayi ada 3 cara: Cara biasa dengan bantal; football position; cara kombinasi lainnya.
- Lamanya dan frekwensi menyusui: Menetek tidak terjadwal (ondemand); kedua payudara ditetekan secara bergantian; lamanya menyusui tergantung pada kemauan bayi, patokan minimal 10 menit kiri dan 10 menit pada payudara kanan; usahakan setiap menyusui satu payudara sampai kosong.
- Langkah-langkah menyusui:
- Sebelum ibu menyusui bayinya cuci tangan terlebih dahulu hingga bersih
- Duduklah dengan enak di kursi yang mempunyai sandaran punggung dan lengan. Pakailah bantal untuk mengganjal bayi supaya tidak terlalu renggang dari payudara.
- Bila mulai menyusui dengan payudara kiri, letakkanlah kepala bayi pada siku bagian dalam tangan kiri, sementara badannya menghadap badan ibu. Letakkanlah lengan kanan bayi di seputar pinggang ibu, sementara badannya menghadap pada ibu.
- Menyentuh bibir bayi dengan tangan atau puting agar mulut bayi terbuka lebar.
- Mengarahkan mulut bayi ke puting, bayi menghadap perut ibu.
- Cara memegang payudara: Dengan ibu jari di atas dan 4 jari di bawah puting, menopang payudara. Masukkan puting susu sampai areola ke dalam mulut bayi.
- Setelah selesai menyusui untuk melepaskan hisapan bayi tekanlah dagunya atau masukan jari kelingking ibu yang bersih kesudut mulut bayi. Sebelum pindah ke susu yang satu lagi bayi terlebih dulu disendawakan agar tidak muntah. Setelah selesai menyusu, bayi ditidurkan tengkurap agar ia tidak tersedak/aspirasi oleh ASI yang dimuntahkan.
Tanda-tanda bahwa posisi ibu dan bayi sudah benar waktu menyusui bayi cukup tenang, mulut bayi terbuka lebar, bayi menempel betul pada ibu, mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara ibu, sebagian besar areola tertutup mulut bayi, bayi nampak menghisap pelan-pelan dengan akut, puting susu ibu tidak terasa nyeri, kuping dengan lengan bayi berada pada satu garis lurus.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI :
- Tatalaksana menyusui yang benar
- factor psikologi ibu,
- adanya kelainan anatomi
- faktor hormonal dan kesehatan ibu,
- faktor Gizi ibu.