Rantai Dingin
Rantai dingin adalah suatu prosedur dan peralatan yang digunakan dalam penyampaian vaksin dari pabrik pembuat vaksin sampai dilakukan penyuntikan. Tujuan rantai dingin, adalah untuk memperkecil kesalahan selama pelayanan terhadap vaksin dan dapat diyakinkan bahwa vaksin yang digunakan masih mempunyai potensi yang menimbulkan kekebalan.
Vaksin yang tidak potensi lagi bila tetap digunakan/diberikan akan mengakibatkan kerugian antara lain:
- Hilangnya kepercayaan masyarakat.
- Harga vaksin yang mahal tidak dapat mencapai sasarannya.
- Biaya operasional yang besar.
Unsur-unsur rantai dingin:
- Kamar dingin (cold room/storage)
- Lemari es (absorbsi dan kompresi)
- Cold box yang berisi cold pack.
- Termos es.
Penyimpanan vaksin di dalam lemari es (lemari es pintu depan/front opening)
- Freezer digunakan untuk membuat es dan menyimpan vaksin polio dan campak.
- Rak pertama dibawah freezer sebaiknya untuk menyimpan vaksin TT dan DPT.
- Antara kotak-kotak vaksin harus ada jarak, agar udara dingin dapat mengalir dari atas kebawah.
- Penempatan vaksin baru dan pemakaiannya harus menurut cara tertentu dan tetap. Misalnya pemakaian diambil dari tempat yang paling kiri dan vaksin baru ditempatkan dibagian kanan.
- Tiap kelompok terdiri dari jumlah tertentu sehingga untuk menghitungnya cukup menghitung kelompoknya.
- Tiap vaksin harus diberi warna/kode tertentu sehingga jelas jenis vaksin dan kedaluarsanya.
- Jangan menyimpan vaksin di pintu lemari es.
- Jangan membuka lemari es lebih dari 3x sehari, usahakan agar pintu terkunci rapat.
- Catat suhu lemari es 2x sehari, termometer diletakkan pada bagian bawah belakang sedemikian rupa sehingga angkanya mudah dibaca.
- Untuk lemari es dengan dial termometer pencatatan suhu tidak usah membuka lemari es.
- Tidak menyimpan makanan/minuman dalam lemari es.
Penyimpanan vaksin dalam cold box:
Hal yang perlu diperhatikan bila kita menyimpan vaksin dalam
cold box untuk dikirim:
- Vaksin harus dikelilingi dengan cold pack pada sisi-sisi samping dan atas.
- Vaksin DPT,DT,TT, tidak boleh menyentuh langsung dengan es.
- Penutupnya harus rapat dan terkunci.
- Bagian luar dari cold box harus diberi tanda yang jelas bahwa isinya vaksin.
- Untuk vaksin polio dan campak pergunakan es sebanyak mungkin sehingga suhu dalam cold box kurang dari -20 derajat
Penyimpanan dalam termos:
- Termos tidak pecah dan tutupnya tetap baik.
- Ruang termos diisi oleh es.
- Es diletakkan diatas vaksin, baik es maupun vaksin masing-masing dibungkus kantong plastik untuk menghindari tabel terlepas apabila es telah mencair.
- Vaksin DPT dan TT hindarkan kontak langsung dengan es sebab dapat menggumpal.
- Penempatan vaksin sedemikian rupa sehingga vaksin DPT dan TT berada didasar termos dan kemudian vaksin BCG diatasnya.
- Apabila hanya vaksin DPT dan TT yang dibawa agar antara es dan vaksin diberi penyekat dengan kertas.
- Mengambil/menaruh es dalam termos memakai penjepit untuk mencegah perubahan suhu karena pengarah panasnya tangan.
- Pada waktu menunggu anak/ibu hamil yang akan divaksinasi maka sisa vaksin hendaknya dimasukkan dalam termos.
Rencana kerja di lapangan
- Membuat rencana kerja untuk 3 bulan, rencana kerja ini dibuat setelah mengumpulkan data tentang daerah, penduduk, jumlah anak sekolah.
- Rencana ini memuat nomor urut posyandu, desa/wilayah, penduduk, tanggal, tempat dan perkiraan target.
- Menentukan jumlah posyandu yang ada diwilayah itu.
- Menentukan tanggal, tempat vaksinasi sesuai dengan hasil persetujuan antara pihak masyarakat dan sekolah.
- Memperkirakan target.
- Memperkirakan vaksin yang dibawa.
Rencana kerja di Puskesmas
- Membuat rencana kerja di Puskesmas sesuai dengan jadwal kunjungan bayi sehat.
- Pemeliharaan alat-alat imunisasi.
- Memberikan vaksinasi:
- Memeriksa dan mempersiapkan spuit dan jarum, jarum-jarum yang harus disiapkan, untuk melakukan imunisasi, adalah:
jarum no 18 untuk pengenceran vaksin.
jarum no 22 untuk vaksinasi DPT, TT, Campak.
jarum no 26 untuk vaksinasi BCG.
- Periksa ujung setiap jarum, dengan meraba ujungnya dengan jari apakah masih terasa halus atau sudah kasar bergerigi/ tumpul.
- Bila ternyata bergerigi/tumpul diasah dengan batu pengasah/ ampelas. Pemeriksaan terhadap spuit: periksa katup/karet piston masih berdaya tekan/hisap baik? bila tidak jangan dipakai lagi; pangkal jarum masih cukup longgar bila dimasukan ke ujung spuit; apakah skala petunjuk ukuran dibarel masih bisa dibaca.
- Membersihkan spuit dan jarum, setiap saat setelah jarum dan spuit dipakai, segera direndam air dalam baskom plastik biru, tidak menggunakan deterjen/sabun, jangan lupa lepaskan jarum dari barelnya. Setelah selesai acara imunisasi, tuang dan buang air rendaman tadi ganti dengan air bersih. Bilaslah spuit beberapa kali dengan air hingga bersih, lepaskan piston dari barelnya biarkan masing-masing mengering. Jarum dibilas beberapa kali dengan memasangkannya pada barel 5 ml hisap dan pompakan beberapa kali dengan air hingga bersih. Bersihkan pangkal jarum bagian dalam dengan lidi kapas.
- Sterilisasi, spuit, jarum, dan alat-alat yang telah dibersihkan di atas harus disterilkan sebelum dipakai lagi. Dan untuk menyeterilkannya harus direbus/dengan uap panas sampai 20 menit setelah mendidih. Dan harus menggunakan satu jarum setiap pasien yang akan disuntik. Pisahkan barel dengan pistonnya. Barel dibungkus dengan kain kasa. Pangkal pinset diikat dengan benang, ujung benangnya dikeluarkan dari sterilisator. Sterilisator diisi air secukupnya sampai semua alat-alat yang akan direbus terendam, lalu ditutup. Lampu berisi 3/4 bagian spirtus/kompor minyak tanah/kompor listrik dan sebagainya dinyalakan. Rebus/uapkan alat-alat tadi hingga 20 menit setelah mendidih. Setelah itu api dipadamkan.
- Sterilisasi metal box, letakkan metal box dengan tutupnya menghadap ke atas kemudian disiram dengan spirtus/alkohol secukupnya lalu nyalakan api, biarkan sampai mati sendiri.
- Menyiapkan alat-alat imunisasi:
- Sterilisator uap lengkap dengan semprit dan jarum yang sudah steril.
- Vaksin BCG, DPT, Polio dan TT bila dibawa ke Posyandu.
- Vaksin DT dan TT bila imunisasi dilakukan di SD.
- Vaksin TT bila imunisasi ke SLTA.
- Vaksin BCG, DPT, Polio, Campak pada saat kunjungan bayi
sehat.
- Ampul BCG digergaji lehernya tidak sampai patah
- Ampul vaksin yang belum dipatahkan lehernya dimasukan dalam kantong plastik. Ujung plastik yang terbuka diputar sedemikian rupa sehingga udara tidak dapat masuk ke dalam kantong/ampul yang akan dipatahkan.
- Ampul vaksin dipatahkan pada lehernya kemudian dikeluarkan dari kantong plastik.
- Patahkan leher ampul pelarut, hisap 1/2 dari isinya kemudian masukan ke dalam ampul vaksin dan tunggu sebentar.
- Setelah vaksin larut semua (bila perlu dengan digoyang sedikit), masukan cairan garam faal pelarut sisanya, sambil digoyang-goyang terjadilah larutan vaksin yang homogen.
- Vaksin yang telah dilarutkan ditutup dengan kertas kemudian diletakkan pada standar ampul dan dimasukan ke dalam termos es.