Perilaku merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas, yang merupakan hasil akhir jalinan dan di mana terjadi saling mempengaruhi antara berbagai macam gejala seperti perhatian, pengamatan, berpikir, ingatan, dan fantasi. Tiap gejala kejiwaan tersebut jarang berdiri sendiri. Gejala itu muncul bersama-sama dan saling mempengaruhi. Oleh karena itu perilaku manusia selalu kompleks. Gejala-gejala jiwa yang saling mempengaruhi dalam bentuk perilaku manusia tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
a. Pengamatan
Pengamatan adalah pengenalan obyek dengan cara melihat, mendengar, meraba, membau dan mengecap. Sedangkan melihat, mendengar, meraba, membau dan mengecap itu sendiri disebut sebagai modalitas pengamatan.
1. Penglihatan
Penglihatan adalah pengenalan obyek melalui mata (melihat). Berdasarkan obyeknya, penglihatan digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu:
a. Melihat bentuk, yakni melibat obyek yang berdimensi.
Menurut hasil suatu penelitian, obyek-obyek penglihatan membentuk diri menjadi gestalt menurut hukum-hukum tertentu, yakni:
- Hukum keterdekatan, artinya hal-hal yang berdekatan merupakan gestalt (keseluruhan).
- Hukum ketertutupan, artinya hal-hal yang tertutup merupakan gestalt
- Hukum bersamaan, artinya hal-hal yang sama merupakan gestalt.
b. Melihat dalam, yakni melihat obyek berdimensi tiga.
c. Melihat warna
Dari sudut pandangan psikologi ada dua hal yang penting mengenai warna, yakni:
- Nilai efektif warna
Menurut hasil suatu penelitian, warna mempunyai pengaruh terhadap perilaku orang, yaitu berbentuk reaksi dan perbuatan. Jadi warna sangat berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau masyarakat.
- Nilai lambang warna
Warna mempunyai sifat-sifat potensial dalam abstrak, dan memberi kesan tertentu kepada seseorang sehingga dalam lingkungan kebudayaan tertentu warna merupakan lambang suatu sifat tertentu. Misalnya, putih melambangkan kesucian, hitam melambangkan kesedihan, merah jambu melambangkan cinta.
b. Pendengaran
Pendengaran adalah menangkap bunyi (suara) dengan indera pendengar. Bunyi mempunyai 2 fungsi, yakni sebagai tanda dan sebagai lambang. Dalam kehidupan sehari-hari bunyi berfungsi sebagai pendukung arti sehingga yang ditangkap oleh individu adalah artinya, bukan bunyinya.
c. Modalitas pengamatan yang lain
Dalam proses belajar-mengajar, yang banyak berperan dari kelima modalitas pengamatan tersebut adalah modalitas pendengaran dan penglihatan; sedangkan untuk modalitas penciuman, perabaan dan pengecapan kurang banyak berperan dalam proses belajar mengajar.
Relevansinya dengan proses pendidikan:
- Normal atau tidaknya panca indera, sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar.
- Tiap-tiap orang mempunyai tipe pemahaman melalui indera yang berbeda. Ada orang yang mempunyai tipe lihat, artinya mudah memahami sesuatu setelah melihat; dan ada yang mempunyai tipe dengar, dan sebagainya.
Untuk itu maka seorang pengajar harus berusaha merangsang indera sasaran sebanyak mungkin. Untuk hal ini maka penggunaan alat bantu dengar lihat (audio visual aids) sangat dianjurkan.
- Suatu prinsip belajar sambil bekerja (learning by doing) adalah berusaha agar sasaran menghayati materi tidak hanya terbatas pada mendengar dan melihat, tetapi juga dengan mengerjakan. Prinsip ini sesuai dengan pepatah Cina yang mengatakan If I hear it I forget, if I see it I remember, if I do it I know. Prinsip ini menuntut penggunaan alat-alat bantu pendidikan semaksimal mungkin.