Perkembangan teori proses belajar yang ada dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yakni teori stimidus-respon yang kurang memperhitungkan faktor internal dan teori trunsformasi yang telah memperhitungkan faktor internal.
Teori stimulus-respon yang berpangkal pada psikologi asosiasi dirintis oleh John Locke dan Herbart. Di dalam teori ini apa yang terjadi pada diri subjek belajar adalah merupakan rahasia atau biasa dilihat sebagai black box. Belajar adalah mengambil tanggapan-tanggapan dan menggabung-gabungkan tanggapan dengan jalan mengulang-ulang. Tanggapan tanggapan tersebut diperoleh melalui pemberian stimulus atau rangsangan-rangsangan. Makin banyak dan sering diberikan stimulus, maka makin memperkaya tanggapan pada subjek belajar. Teori ini tidak memperhitungkan faktor internal yang terjadi pada diri subjek belajar.
Sedangkan kelompok teori proses belajar yang kedua sudah memperhitungkan faktor internal maupun eksternal. Pertama, teori transformasi yang berlandasan pada psikologi kognitif seperti dirumuskan oleh Neisser, bahwa proses belajar adalah transformasi dari masukan (input), kemudian input tersebut direduksi, diuraikan, disimpan, ditemukan kembali, dan dimanfaatkan.
Selanjutnya dijelaskan bahwa belajar dimulai dari kontak individu dengan dunia luar. Transformasi dari masukan-masukan sensoris bersifat aktif melalui proses seleksi untuk dimasukkan ke dalam ingatan (rnemory). Meskipun teori ini dikembangkan berdasarkan psikologi kognitif, tetapi tidak membatasi penelaahannya pada kawasan (domain) pengetahuan saja, melainkan juga meliputi kawasan afektif dan psikomotorik yang ditunjukkan antara lain dalam berbagai bentuk permainan.
Para ahli psikologi kognitif juga memperhitungkan faktor eksternal dan internal ini dalam mengembangkan teorinya. Mereka berpendapat bahwa kegiatan belajar merupakan proses yang bersifat internal di mana setiap proses belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, antara lain metode pengajaran. Proses belajar tersebut dapat digambarkan pada Bagan di bawah ini:
Bagan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi peristiwa belajar
Selanjutnya mereka menjelaskan bahwa perencanaan pengajaran hendaknya berdasarkan pada pengetahuan tentang subyek belajar agar dapat dirancang metode pengajaran teori belajar yang tepat..