Perdarahan uterus atau rahim yang abnormal adalah setiap kondisi perdarahan dari rahim (melalui vagina) selain dari masa periode normal bulanan atau periode menstruasi pada wanita. Jika anda mengalami perdarahan yang sangat banyak selama periode menstruasi, hal ini juga dapat dianggap sebagai perdarahan rahim yang tidak normal. Perdarahan yang sangat banyak selama periode mesntruasi dan atau perdarahan yang berlangsung lebih dari 7 hari disebut menorrhagia. Wanita yang memiliki menorrhagia mungkin, misalnya, darahnya cukup banyak untuk merendam atau membasahi 1 pembalut atau bahkan lebih untuk setiap jamnya.
Apa yang menyebabkan perdarahan dalam rahim tidak normal?
Banyak hal dan berbeda-beda dapat menyebabkan perdarahan dalam uterus abnormal. Kehamilan adalah merupakan penyebab umum. Adanya Polip atau fibroid (baik pertumbuhan yang kecil dan besar) di dalam rahim juga dapat menyebabkan perdarahan abnormal dari dalam uterus. Penyebab lain namun jarang ditemui misalnya, masalah tiroid, infeksi leher rahim atau kanker rahim dapat menyebabkan perdarahan uterus yang abnormal.
Pada kebanyakan wanita, perdarahan uterus yang abnormal disebabkan oleh karena ketidakseimbangan hormon. Ketika faktor hormonal adalah faktor yang menjadi penyebab masalah, dokter menyebut perdarahan dalam uterus ini sebagai perdarahan rahim yang disfungsional, atau DUB [Dysfunctional uterine bleeding]. Perdarahan abnormal atau tidak normal yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon lebih sering terjadi pada wanita remaja atau pada wanita yang mendekati masa menopause atau masa berhentinya siklus menstruasi.
Hanya ada beberapa masalah yang dapat menyebabkan perdarahan uterus abnormal. Masalah atau gangguan ini dapat terjadi pada semua usia, tetapi kemungkinan penyebab perdarahan uterus abnormal biasanya tergantung pada usia individu masing-masing.
Wanita pada usia remaja, 20-an dan 30-an
Penyebab umum yang biasanya menyebabkan perdarahan abnormal dari rahim pada wanita muda dan remaja adalah kehamilan. Banyak para wanita remaja yang mengalami perdarahan abnormal pada beberapa bulan pertama kehamilan normal. Beberapa pil KB atau alat kontrasepsi dalam rahim juga bisa menyebabkan perdarahan abnormal.
Beberapa wanita muda yang mengalami perdarahan uterus abnormal tidak terjadi atau mengalami pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi) selama siklus menstruasi. Hal ini biasanya terjadi pada wanita remaja yang baru saja mulai mengalami menstruasi. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan hormon dimana fungsi estrogen dalam tubuh adalah akan membuat lapisan rahim (disebut endometrium) tumbuh sampai terlalu tebal. Ketika tubuh anda akan menghilangkan lapisan ini selama periode mesnstruasi, perdarahan akan sangat berat. Ketidakseimbangan hormon juga dapat menyebabkan tubuh Anda tidak tahu kapan untuk membuat lapisan pada endometrium yang akan dipersiapkan untuk terjadinya kehamilan. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan yang tidak teratur ("spotting") antara periode menstruasi seseorang.
Pada Wanita usia 40-an dan awal 50-an
Pada tahun-tahun sebelum menopause dan ketika menopause dimulai, terdapat bulan-bulan dimana mereka tidak mengalami ovulasi. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan uterus abnormal, termasuk juga mengalami periode menstruasi berat dan atau ringan, serta perdarahan yang tidak teratur.
Penebalan dinding rahim endometrium adalah penyebab lain terjadinya perdarahan pada wanita usia 40-an dan 50-an. Penebalan ini dapat menjadi tanda peringatan kanker rahim. Apabila anda mengalami perdarahan uterus abnormal dan anda berada pada kelompok usia 40-an dan 50-an, sebaiknya anda perlu memberitahu dokter tentang kondisi ini. Hal ini mungkin bisa jadi adalah bagian normal dari proses menjadi tua dan mengalami menopause [berhenti menstruasi], namun alangkah baiknya anda memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan bahwa kanker rahim bukanlah penyebab dari masalah perdarahan tersebut.
Wanita setelah menopause
Terapi penggantian hormon adalah penyebab umum terjadinya perdarahan dalam rahim setelah menopause. Penyebab lainnya adalah kanker pada endometrium dan rahim. Kanker jenis ini lebih sering terjadi pada wanita yang lebih tua dibandingkan pada wanita yang lebih muda. Tetapi kanker tidak selalu menjadi penyebab adanya perdarahan uterus yang abnormal. Ada banyak masalah lain yang bisa menyebabkan perdarahan setelah menopause. Untuk alasan itulan, penting sekali untuk berkonsultasi dengan dokter ahli ginekologi jika Anda mengalami perdarahan setelah menopause.
Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengetahui penyebab perdarahan abnormal pada rahim.
Tes pemeriksaan untuk mengetahui penyebab perdarahan yang dianjurkan dokter mungkin tergantung pada usia anda. Jika Anda sedang hamil, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan atau tes kehamilan. Jika perdarahan yang anda alami sangat banyak atau berat, mungkin akan ada pemeriksaan tambahan yaitu pemeriksaan jumlah darah yaitu pada kadar hemoglobin misalnya untuk memastikan bahwa anda tidak mengalami anemia (kekurangan zat besi dalam darah) yang diakibatkan karena kehilangan darah dalam jumlah yang besar.
Pemeriksaan USG pada daerah panggul yang hasilnya adalah bisa menggambarkan dan menunjukkan keadaan dari rahim dan indung telur. Hal ini juga dapat menunjukkan penyebab pendarahan yang anda alami.
Dokter mungkin juga akan melakukan pemeriksaan biopsi endometrium. Pemeriksaan ini akan memeriksa keadaan dari dinding rahim. Pemeriksaan biopsi dari endometrium ini dilakukan dengan menempatkan sebuah tabung plastik tipis (disebut kateter) hingga sampai ke dalam rahim. Kemudian, sepotong kecil dari dinding rahim diambil dan kemudian akan dilakukan pemeriksaan biopsi di laboratorium untuk dilakukan pengujian. Tes ini bertujuan untuk mengetahui apakah pada sel endometrium anda berpotensi sebagai kanker ataukah ada suatu perubahan sel. Biopsi dapat dilakukan pada dokter yang tersedia fasilitas biopsi atau pada rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan lain yang menyediakan fasilitas tersebut. Tenang saja, pemeriksaan ini hanya menyebabkan sakit ringan.
Tes lainnya untuk mengetahui penyebab perdarahan abnormal pada rahim adalah histeroskopi [hysteroscopy]. Prosedur pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan sebuah tabung tipis dengan kamera kecil di dalamnya ke dalam rahim. Kamera yang terdapat dalam tabung inilah yang memungkinkan dokter melihat bagian dalam dari rahim anda. Jika ada sesuatu yang tidak normal terlihat, dokter mungkin akan melakukan tindakan biopsi.
Bagaimana perdarahan uterus abnormal diobati?
Ada beberapa pilihan pengobatan untuk perdarahan abnormal pada rahim, hal ini tergantung pada penyebab dari pendarahan tersebut, usia seseorang dan apakah kedepannya anda ingin hamil. Dokter ahli akan membantu anda memutuskan pengobatan yang tepat untuk anda. Atau, jika dokter Anda memutuskan bahwa ketidakseimbangan hormon adalah sebagai faktor yang menyebabkan perdarahan abnormal, dokter mungkin dapat memutuskan untuk menunggu dan melihat apakah pendarahan dapat membaik dengan sendirinya seiring dengan kembalinya keseimbangan hormon.
Berikut ini adalah beberapa pilihan pengobatan yang bisa dijalani, yaitu sebagai berikut:
Pengobatan dengan Pil KB. Pil KB mengandung hormon yang dapat menghentikan lapisan rahim dari terlalu tebal karena karena penebalan lapisan yang dikarenakan faktor hormonal. Pil KB juga dapat membantu menjaga siklus menstruasi tetap teratur dan mengurangi kram pada rahim. Untuk pengobatan yang tepat menggunakan pil KB, sebaiknya dan harusnya anda berkonsultasi dengan dokter spesialis untuk menentukan keputusan yang tepat tentang obat yang perlu anda minum.
Pengobatan dengan Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD-intra uterine device). Jika pil KB yang diresepkan oleh dokter tidak dapat mengontrol dan menghentikan perdarahan abnormal pada rahim, dokter mungkin menyarankan IUD. IUD bentuknya kecil, perangkat plastik yang dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter melalui vagina untuk mencegah terjadinya kehamilan karena kondisi tertentu yang diperbolehkan. Salah satu jenis IUD dapt mengeluarkan hormon, dan IUD jenis ini dapat secara signifikan mengurangi perdarahan abnormal. Meskipun demikian, seperti pil KB, IUD kadang-kadang benar-benar dapat menyebabkan perdarahan abnormal. Jadi, jika anda mengalami hal demikian segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Pengobatan dengan Dilatasi dan kuretase/curettage adalah prosedur dengan cara membuka serviks penderita dan kemudian ditarik sehingga terbuka dan alat bedah bisa masuk ke dalam rahim untuk dilakukan kuretase. Alat ini digunakan untuk mengeluarkan lapisan rahim pada perdarahan rahim yang abnormal. Setelah lapisan tersebut dikeluarkan, kemudian diperiksa di laboratorium untuk memeriksan adalah jaringan abnormal pada lapisan tersebut.
Prosedur dilatasi atau kuretase dilakukan dengan menggunakan anestesi umum (sementara Anda berada dalam keadaan seperti tidur).
Jika Anda mengalami perdarahan berat dan sangat banyak darah yang keluar, tindakan kuretase dan dilatase dapat dilakukan baik untuk mengetahui masalah perdarahan abnormal dan untuk mengobati pendarahan. Tindakan ini sendiri seringkali berhasil menghentikan pendarahan hebat. Dokter yang akan memutuskan apakah prosedur ini diperlukan bagi penderita ataukan tidak.
Histerektomi dalam bahasa inggris Hysterectomy. Adalah sebuah tindakan operasi dengan mengangkat rahim. Jika anda sudah menjalani operasi histerektomi, maka resikonya adalah anda tidak bisa hamil karena rahim sudah diangkat. Histerektomi adalah tindakan operasi besar yang membutuhkan anestesi umum/total dan harus opname atau menginap di rumah sakit. Dan umumnya memerlukan waktu pemulihan yang relatif lama. Bicarakan dan konsultasikan dengan dokter anda apakah tindakan ini memang yang paling tepat untuk anda, bicarakan juga tentang risiko dan manfaat yang bisa anda anda dari histerektomi.
Operasi Ablasi endometrial adalah prosedur pembedahan dengan menghancurkan lapisan rahim. Tidak seperti pada operasi histerektomi, operasi ini tidak mengangkat rahim. Ablasi endometrial mungkin bisa menjadi solusi untuk menghentikan semua perdarahan menstruasi pada beberapa wanita. Namun, beberapa perempuan masih mengalami perdarahan menstruasi ringan atau perdarahan berupa bercak setelah menjalani operasi ablasi endometrium. Beberapa wanita bisa mempunyai periode menstruasi yang teratur setelah prosedur ini. Wanita yang telah menjalani ablasi endometrium masih perlu menggunakan beberapa bentuk metode untuk mengontrol kehamilan [KB] meskipun, dalam banyak kasus, kehamilan tidak mungkin terjadi setelah prosedur ablasi endometrium.
Dokter spesialis kandungan dapat melakukan ablasi endometrium dalam beberapa cara berbeda. Baru Teknik terbaru dalam operasi ablasi endometrium tidak memerlukan anestesi umum atau tinggal di rumah sakit. Waktu pemulihan setelah prosedur ini lebih pendek dari waktu pemulihan setelah histerektomi