Perilaku manusia sangatlah kompleks, dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Benyamin Bloom (1908), seorang ahli psikologi pendidikan, membagi perilaku itu ke dalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas.
Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yang terdiri dari: ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah psikomotor (pcychomotor domain)
Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan, dan untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain ini diukur dari:
- pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (knowledge).
- sikap atau anggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (attitude).
- praktek atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan materi pendidik yang diberikan (practice).
Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa, dimulai pada domain kognitif, dalam arti si subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulsus yang berupa materi atau obyek di luarnya sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subyek tersebut, dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap si subyek terhadap obyek yang diketahuinya itu.
Akhirnya rangsangan, yakni obyek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut, akan menimbulkan respon lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan (action) terhadap atau sehubungan dengan stimulus atau obyek tadi. Namun demikian di dalam kenyataannya stimulus yang diterima oleh subyek dapat langsung menimbulkan tindakan. Artinya, seseorang dapat bertindak atau berperilaku baru tanpa terlebih dahulu mengetahui makna dari stimulus yang diterimanya. Dengan kata lain, tindakan (practice) seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan atau sikap.
Menurut Ki Hajar Dewantoro, tokoh pendidikan nasionai kita, ketiga kawasan perilaku ini disebut cipta (kognisi), rasa (emosi), dan karsa (konasi). Tokoh pendidikan kita ini mengajarkan bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk dan atau meningkatkan kemampuan manusia yang mencakup cipta, rasa, dan karsa tersebut. Ketiga kemampuan tersebut harus dikembangkan bersama-sama secara seimbang, sehingga terbentuk manusia Indonesia yang seutuhnya (harmonis).