Faktor penentu atau diterminan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku merupakan resultansi dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal (lingkungan). Pada garis besarnya perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek, yakni aspek fisik, psikis, dan sosial. Akan tetapi dari ketiga aspek tersebut sulit untuk ditarik garis yang tegas dalam mempengaruhi perilaku manusia. Secara lebih terinci perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap, dan sebagainya.
Namun demikian pada realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi gejala kejiwaan yang menentukan perilaku seseorang. Apabila ditelusuri lebih lanjut, gejala kejiwaan tersebut di atas ditentukan atau dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, di antaranya adalah faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik, sosio-budaya masyarakat, dan sebagainya sehingga proses terbentuknya perilaku ini dapat diilustrasikan seperti gambar berikut ini.
Asumsi Diterminan Perilaku Manusia
Di samping asumsi-asumsi tersebut, ada beberapa asumsi lain, antara lain asumsi yang mendasarkan kepada teori kepribadian dari Spranger. Spranger membagi kepribadian manusia itu menjadi 6 macam nilai kebudayaan. Kepribadian seseorang ditentukan oleh salah satu nilai kebudayaan yang dominan pada diri orang tersebut. Selanjutnya kepribadian tersebut akan menentukan pola dasar perilaku manusia yang bersangkutan, seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Nilai Kebudayaan Sebagai Dasar Perilaku Manusia Menurut Spranger
Nilai Kebudayaan
|
Tipe Kepribadian
|
Perilaku Dasar
|
Ilmu
Pengetahuan
Ekonomi
Kesenian
Keagamaan
Kemasyarakatan
Politik/Kenegaraan
|
Manusia
teori Manusia ekonomi. Manusia estetik
Manusia agama Manusia sosial
Manusia kuasa
|
Berpikir
\
Bekerja
Menikmati Keindahan
Memuja
Berbakti/korban Ingin berkuasa/memerintah.
|