Salah satu
usaha pencegahan tingkat kedua adalah diagnosis dini melalui program penyaringan (screening), dengan sistem mereka yang mungkin menderita suatu penyakit tertentu tetapi tidak memberikan tanda dan gejala yang nyata/jelas.
Pengertian Penyaringan
Penyaringan adalah suatu usaha mendeteksi/mencari penderita penyakit tertentu yang tampak gejala (tidak tampak) dalam suatu masyarakat utau kelompok tertentu melalui suatu tes/pemeriksaan, yang secara singkat dan sederhana dapat memisahkan mereka yang sehat terhadap mereka yang kemungkinan besar menderita, yang selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan. Penyaringan bukan diagnosis, sehingga hasil yang didapat betul-betul didasarkan pada hasil pemeriksaan tes tertentu sedangkan kepastian diagnosis klinik yang dilakukan kemudian.
Tujuan dan Sasaran Penyaringan
- Mendapatkan mereka yang menderita sedini mungkin sehingga dapat dengan segera memperoleh pengobatan.
- Mencegah meluasnya penyakit dalam masyarakal
c. Mendidik dan membiasakan masyarakat untuk memeriksakan diri sedini mungkin.
- Mendidik dan memberikan gambaran kepada petugas kesehatan tentang sifat penyakit dan untuk selalu waspada/melakukan pengamatan terhadap setiap gejala dini.
- Mendapat keterangan epidemiologis yang berguna bagi klinisi dan peneliti.
Berbagai Bentuk Pelaksanaan Penyaringan
- Dapat dilakukan secara masal pada suatu penduduk tertentu.
- Dapat dilakukan secara selektif maupun random terutama mereka dengan risk yang lebih besar.
- Dapat dilakukan untuk suatu penyakit atau serentak lebih dari satu penyakit.
Beberapa Keuntungan dalam Melaksanakan
- Biaya dapat dilaksanakan sangat efektif.
- Lebih cepat mendapatkan keterangan tentang penyakit dalam masyarakat.
- Mempunyai fleksibilitas dalam pelaksanaannya.
- Pelaksanaannya cukup sederhana dan mudah.
- Hasilnya dapat dipercaya selama tetap memperhatikan nilai:
- rehabilitas
- validasi
- kekuatan tes berdasarkan sensitivitas dan spesifitas.
Kriteria dalam Menyusun Program Penyaringan
- Penyakit yang dituju harus merupakan masalah kesehatan yang berarti.
- Tersedianya obat yang potensial dan memungkinkan pengobatan bagi mereka yang dinyatakan menderita.
- Tersedianya fasilitas dan biaya untuk diagnosis pasti dan pengobatan.
- Penyakit lama dan dapat diketahui melalui pemeriksaan/tes khusus.
- Pemeriksaan screening memenuhi syarat untuk tingkat sensitivitas dan spesivitas.
- Teknik dan cara pemeriksaan harus dapat diterima masyarakat secara umum.
- Sifat perjalanan penyakit diketahui dengan pasti.
- Ada standar yang disepakati tentang mereka yang menderita.
- Biaya yang digunakan harus seimbang dengan risiko biaya bila tanpa screening.
- Harus dimungkinkan untuk diadakan follow up atau tindak lanjut, dan kemungkinan pencarian penderita secara berkesinambungan.
Validitas
Validitas adalah kemampuan dari tes penyaringan untuk mekan mereisahkan mereka yang betul-betul menderita terhadap mereka yang betul-betul sehat atau dengan kata lain besamya kemungkinan untuk menempatkan setiap individu pada keadaan yang sebenarnya. Validitas ditentukan dengan melakukan pemeriksaan di luar pemeriksaan atau tes penyaringan untuk diagnosis pasti, dengan ketentuan bahwa biaya dan waktu yang digunakan pada setiap pemeriksaan diagnostik lebih besar daripada yang dibutuhkan pada penyaringan.
Ada dua komponen yang menentukan validitas yakni sensitivitas dan spesivitas.
- Sensitivitas: kemampuan dari tes secara benar menempatkan mereka yang betul-betul menderita pada kelompok penderita.
- Spesivitas kemampuan dari tesr secara benar menempatkan mereka yang betul-betul tidak menderita pada kelompok sehat.
Besarnya nilai kedua parameter tersebut tentunya ditentukan dengan alat diagnostik di luar tes penyaringan Kedua nilai tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, yakni bila sensitivitas meningkat, maka spesivitas akan menurun dan begitu pula sebaliknya. Untuk menentukan batas standar yang digunakan pada tes penyaringan, harus ditentukan tujuan penyaringan apakah mengutamakan semua penderita terjaring termasuk yang tidak menderita, ataukah mengarah pada mereka yang betul-betul sehat.
Untuk kepentingan validitas diperlukan beberapa perhitungan.
Positif sebenarnya: mereka yang oleh tes penyaringan dan diagnosis klinik dinyatakan menderita .
Positif palsu: mereka yang oleh tes penyaringan dinyatakan menderita tetapi pada diagnosis klinik dinyatakan sehat.
Negatif sebenarnya: mereka yang pada penyaringan dinyatakan sehat dan pada diagnosis dinyatakan betul sehat.
Negatif palsu: mereka yang pada tes penyaringan dinyatakan sehat tetapi oleh diagnosis klinik dinyatakan menderita.
Dalam menetapkan tingkat sensitivitas dan spesivitas harus dipertimbangkan beberapa hal tertentu.
- Risiko adanya kasus yang tidak terjaring/lolos dari seleksi.
- Besamya biaya diagnosis terutama pada mereka dengan positif palsu.
- Frekuensi penyaringan, kemungkinan penyaringan berikutnya akan mengambil kasus yang tidak terjaring pada saat ini.
- Besarnya prevalensi penyakit yang akan diadakan penyaringan dalam masyarakat.
Reliabilitas
Reliabilitas adalah kemampuan suatu tes memberikan hasil yang sama/konsisten bila tes diterapkan lebih dari satu kali sasaran (objek) sama dan pada kondisi yang sama pula. Dalam hal ini, ada dua faktor yang perlu mendapat perhatian.
- Variasi dari cara screening:
- stabilitas alat tes atau regensi yang digunakan.
- fluktuasi keadaan dari nilai yang akan diukur (umpama tekanan darah).
- Kesalahan pengamatan atau perbedaan pengamatan:
- nilai yang berbeda karena pengamat yang berbeda,
- nilai yang berbeda oleh pengamat yang sama.
Untuk meningkatkan nilai reliabilitas, dapat dilakukan beberapa usaha tertentu.
- Pembakuan/standardisasi cara penyaringan.
- Peningkatan dan pemantapan keterampilan pengamatan melalui training.
- Pengamatan yang cermat pada setiap nilai hasil pengamatan.
- Menggunakan dua atau lebih pengamatan untuk setiap pengamatan.
- Memperbesar klasifikasi kategori yang ada terutama bila kondisi penyakit |uga bervariasi/bertingkat.
Nilai Prediktif (Predictive Values)
Nilai prediktif adalah besarnya kemungkinan dengan menggunakan nilai sensitivitas dan spesivitas serta prevalensi dengan proporsi penduduk yang menderita. Nilai prediktif dapat positif artinya mereka dengan tes positif juga menderita penyakit, sedangkan nilai prediktif negatif artinya mereka yang dinyatakan negatif juga ternyata tidak menderita penyakit.
Nilai prediktif positif sangat dipengaruhi oleh besarnya prevalensi penyakit dalam masyarakat dengan ketentuan, makin tinggi prevalensi penyakit dalam masyarakat, makin tinggi pula nilai prediktif positif dan sebaliknya. Dengan nilai prediktif positif dipengaruhi oleh besarnya nilai spesivitas dari tes
Penyaringan Bentuk Seri dan Paralel
Penyaringan dapat dilakukan dalam bentuk seri maupun bentuk paralel. Bentuk seri adalah pada dua penyaringan, mereka dinyatakan positif bila memberikan hasil positif pada kedua tes penyaringan yang dilakukan, untuk selanjutnya diadakan pemeriksaan untuk diagnosis. Bentuk paralel adalah pada dua penyaringan, mereka yang positif pada salah satu tes dinyatakan positif dan dilanjutkan pemeriksaan untuk diagnosis.
Dari kedua cara tersebut di atas tampak bahwa pada bentuk seri, positif palsu akan lebih rendah, sedangkan negatif palsu meningkat. Sedangkan pada bentuk paralel, jumlah positif palsu akan lebih besar dan negatif palsu akan lebih kecil. Cara ini dipilih tergantung dari tujuan penyaringan, bentuk penyakit serta keadaan dana dan fasilitas yang tersedia.
Yied (Derajat Penyaringan)
Besarnya kemungkinan menjaring mereka yang menderita tanpa gejala melalui penyaringan, sehingga dapat ditegakkan diagnosis pasti, serta pengobatan dini.
Derajat screening ditentukan oleh beberapa faktor tertentu.
- Derajat sensitivitas tes.
- Prevalensi penyakit dalam masyarakat.
- Frekuensi penyaringan dalam masyarakat.
- Konsep sehat/kehidupan kesehatan masyarakat sehari-hari.