Berikut ini akan dibahas beberapa masalah gangguan perkembangan psikologis anak (masalah psikiatri) yang memperlihatkan gejala khusus yang meliputi:
- Kelainan bicara tertentu, gagap (stutteling) biasanya suatu periode gagap normal terjadi antara usia 1-4 tahun karena keinginan anak untuk mengekspresikan pikirannya melampaui kemampuannya untuk berkata-kata. Gagap itu dapat menetap apabila orangtua terlalu cemas melihat keadaan anaknya dan selalu menekankan problem itu dan memaksa agar anak itu bicara dapat terjadi karena herediter, tuli, psikosis (early infantile autism).
- Tic, merupakan gerakan otot-otot tertentu yang berulang-ulang, involunter dan tidak bertujuan. Sering pertama kali timbul dalam masa kanak-kanak dan terjadi setelah mengalami suatu pengalaman yang menakutkan atau perasaan takut disakiti. Terjadi respon defensif pada otot yang sesuai terhadap ancaman trauma itu, lalu kemudian respon otot ini menetap. Sering kali anak gelisah, sensitif, pemalu terlalu mawas diri, suka menyendiri terlalu ambisius atau terlalu dimanja.
- Gangguan tidur, keteraturan makan, tidur, bangun berhubungan erat dengan stabilitas suasana emisional di dalam rumah. Kadang-kadang sekitar usia 2 tahun anak sering tidak mau tidur karena menginginkan kontak terus menerus dengan orangtua. Problem ini dapat menghebat bila orangtua tidak menentramkan anak dengan membawa anak tidur ketempat tidur orangtua.
- Menghisap ibu jari, merupakan salah satu bentuk manipulasi alat tubuh yang normal terjadi pada usia dini. Hal ini dapat menjadi berlebihan pada keadaan sebagai akibat deprifasi aktifitas menghisap dalam usia yang masih dini atau karena suatu bentuk regresi bila anak sedang lelah atau tegang perlu diredakan kekuatirannya berlebih-lebihan pada orangtua akibat menghisap jempol.
- Masturbasi, juga suatu bentuk manipulasi alat tubuh yang normal terjadi pada anak. Masturbasi yang berlebihan merupakan petunjuk adanya kecemasan dalam diri anak. Tindakan perlu ditunjukan terhadap orangtua, yang akibat kekuatiran mereka justru akan menanamkan kecemasan dan ketakutan dalam diri anak yang dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian selanjutnya.
- Mengompol (enurisis), normal sampai usia 4-5 tahun umumnya lebih sering terjadi pada anak laki-laki. Faktor organik yang dapat mempengaruhi ialah diabetes insipidus, infeksi traktus urogenitalis. Faktor emosional yang mempengaruhi anuresis merupakan ekspresi daripada pembalasan si anak, akibat terlalu cepat dilatih serta dihukum bila ia mengompol, dalam toilet training yang terlalu keras dan kaku serta dini. Latihan yang kurang dekat, atau fasilitas toilet kurang baik misalnya karena air mandi terlalu dingin. Perlindungan yang berlebihan dari ibu, anak dianggap masih terlalu kecil atau terlalu lemah untuk dilatih. Perilaku ini juga merupakan bentuk regresi, terjadi akibat usaha anak untuk tetap mendapat perhatian ibu, sering terjadi akibat perhatian ibu berkurang karena si anak memperoleh adik. Tindakan mempermalukan anak tidak dapat memperbaiki enuresis, hanya akan menambah konflik dalam diri si anak.