Apa itu Ikterus Neonatorum/Hiperbilirubinemia?
Pengertian dan arti Icterus (ikterus) adalah suatu gejala diskolorasi kuning pada kulit, konjungtiva dan mukosa akibat penumpukan bilirubin. Ikterus terjadi akibat penumpukan bilirubin, karena:
- Produksi yang berlebihan misalnya pada proses hemolisis/pecahnya sel darah.
• Gangguan transportasi misalnya hipoalbuminemia (kekurangan albumin) pada bayi kurang bulan.
• Gangguan pengolahan oleh hepar/hati.
• Gangguan fungsi hepar atau imaturitas(tidak berfungsi sempurna karena bayi kurang bulan/premature).
• Gangguan ekskresi/pengeluaran atau obstruksi/sumbatan.
Gejala-gejala hiperbilirubin ada 2 jenis:
- Bilirubin Indirek
Adalah bilirubin yang belum dikonjugasi. Larut dalam lemak sehingga mudah melekat pada sel otak dalam keadaan bebas. Ekskresi pada janin melalui plasenta, pada neonatus dengan proses konjugasi diubah menjadi bilirubin direk.
- Bilirubin Direk
Larut dalam air. Ekskresi melalui usus pada keadaan obstruksi melalui ginjal.
Pendekatan untuk mengetahui penyebab ikterus pada neonatus
Etiologi ikterus neonatus kadang-kadang sangat sulit untuk ditegakkan. Untuk memudahkan maka dapat dipakai pendekatan tertentu dan yang mudah dipakai ialah menurut saat terjadinya ikterus.
Ikterus yang timbul pada 24 jam pertama, penyebabnya inkom patibilitas/ketidakmampuan darah Rh, ABO atau golongan lain; infeksi intrauterin/infeksi dalam rahim (oleh virus, toksoplasma, sifilis dan kadang-kadang bakteri); dan kadang-kadang oleh defisiensi enzim G6PD.
Pemeriksaan yang dilakukan: Kadar bilirubin serum berkala, Darah tepi lengkap, Es cooms, Pemeriksaan defisiensi enzim G6PD, biakan darah atau hepar bila perlu.
Ikterus yang timbul 24-72 jam sesudah lahir, biasanya ikterus fisiologik, masih ada kemungkinan inkompatibilitas darah ABO atau Rh golongan lain. Hal ini dapat diduga kalau peningkatan kadar bilirubin cepat misalnya melebihi 5 mg% per 24 jam. Defisiensi enzim G6PD atau enzim eritrosit juga masih mungkin. Polisitemia, hemolisis perdarahan tertutup (perdarahan suboponeurosis, perdarahan hepar, subkapsula dan lain-lain), hipoksia, eliptositosis dan lain-lain.
Pemeriksaan yang perlu dilakukan:
Bila bayi baik dan peningkatan ikterus tidak cepat: pemeriksaan darah tepi, bilirubin berkala, sharing enzim G6PD, pemeriksaan lain-lain dilakukan bila perlu.
Ikterus yang timbul sesudah 72 jam pertama sampai akhir minggu I, biasanya karena infeksi (sepsis), dehidrasi dan asidosis, defisiensi enzim G6PD, pengaruh obat-obatan, sindroma Criggler- Najjar, sindroma Gilbert.
Ikterus yang timbul pada akhir minggu pertama dan selanjutnya. Biasanya karena hipotiroidisme (kekurangan hormon tiroid), breast milk jaundice, infeksi, hepatitis neonatal, galaktosemia.
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan:
Pemeriksaan bilirubin berkala, darah tepi, sharing enzim G6PD, biakan darah, biopsi hepar/hati bila ada indikasi, pemeriksaan lain yang berkaitan dengan kemungkinan penyebab.
Penatalaksanaan/perawatan/pengobatan
Ikterus yang kemungkinan besar menjadi patologik ialah ikterus yang terjadi pada 24 jam pertama, ikterus yang kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada bayi cukup bulan dan 12,5 mg% pada bayi kurang bulan, ikterus dengan peningkatan bilirubin lebih dari 5 mg%/hari, ikterus yang menetap sesudah 1 minggu pertama, kadar bilirubin melebihi 1 mg%, ikterus yang mempunyai hubungan dengan proses hemolitik, infeksi atau keadaan patologik dan yang telah diketahui.
Perawatan Ikterus Neonatarum yang fisiologis/normal
- Harus diberi cukup minum (berikan minum susu sebanyak-banyaknya).
- Bila dirawat dirumah bayi dijemur di panas matahari pagi antara 8.00-9.00 pagi.
- Kalau perlu diberikan light therapy (terapi sinar).
Light therapy
Tujuan, menurunkan kadar bilirubin indirek dalam serum sehingga tidak terjadi “kern icterus” suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak).
Tabel Perawatan dan pengobatan ikterus neonatorum.
Bilirubin
|
Terapi pada usia
|
<24 jam
|
24-48 jam 49-72
jam
|
>72 jam
|
<5
|
Pemberian minum
dini
|
5-9
|
Terapi sinar
|
Fenobarbital +
kalori cukup
|
10-14
|
Excange
tranfusion
bila
hemolisis
|
Terapi sinar
|
|
15-19
|
Excange
tranfusion
|
Excange tranfusion
bila
hemolisis
Terapi sinar
|
|
≥20
|
Excange
tranfusion
|
|
|
Sesudah dan sebelum transfusi tukar ---------beri terapi sinar.
Bila tak berhasil --------------excange tranfusion.
Persediaan alat-alat:
- Lampu fluoresensi 10 buah @watt dengan gelombang sekitar 425-475 mm. Jarak antara sumbu cahaya dan bayi sekitar 18 inci, diantara sumber cahaya dan bayi ditempatkan kaca infleksi untuk menahan sinar ultra violet (U.V) yang bercahaya. Lampu digunakan selama 200-jam penyinaran kemudian harus diganti. Lampu fluorrensesi yang dapat dipakai ialah Cool white, Day light, Vita kite, Blue, Special blue.
- Inkubator lengkap dengan pengalasnya.
- Kain kassa.
- Plester dan gunting.
Cara Bekerja:
- Bayi yang ikterus diperiksa kadar bilirubinnya.
- Bayi ditidurkan telanjang bulat, kecuali mata dan alat kelamin ditutup dengan kain yang tidak tembus cahaya untuk menghindarkan kerusakan retina dan alat-alat reproduksi.
- Posisi bayi diubah-ubah terlentang, miring, tengkurap tiap 3 jam bila mungkin untuk memungkinkan penyinaran yang merata. Kalau bayi diberi IVFD (intra vena fluid drip) cukup dalam 2 posisi saja.
- Suhu bayi dipertahankan sekitar 36,5°-37°C.
- Pemasukan cairan diperhatikan sehingga tidak terjadi dehidrasi bila perlu jumlahnya ditambah (sering diberi minum).
- Mata setiap hari dibuka dan diperiksa di luar cahaya terapi sinar misalnya pada waktu minum kemudian ditutup lagi.
- Bilirubin tiap hari diperiksa atau paling sedikit setiap 2 hari sekali. Sesudah terapi sinar, bilirubin dikontrol, tiap hari selama 3 hari. Pada terapi sinar sesudah exchange tranfusion, bilirubin diperiksa tiap 8 jam. Warna kulit yang terlihat tidak bisa digunakan sebagai ukuran (parameter) keadaan bilirubin serum. Mungkin timbul reaksi kulit sementara (“skin rash”) yang tidak berbahaya atau kulit menjadi berwarna coklat (“bronz baby”) yang pasti urine dan tinja akan berwarna kuning tua kecoklatan, sedangkan tinja mungkin menjadi lembek atau encer.
- Lama penyinaran maksimal 100 jam, atau kalau kadar bilirubin serum sudah mencapai kadar 7,5 mg% atau kurang, photo theraphy dihentikan.
- Bila sesudah 100 jam, kadar bilirubin masih bertambah naik harus dicari sebabnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
- Dilakukan pemeriksaan rutin atas indikasinya.
- Pengobatan lain sesuaikan dengan indikasinya.
- Bila selama terapi sinar ternyata kadar bilirubin serum naik terus mungkin lampu sudah terlalu lama dipakai melampaui batas waktu sehingga intensitas penyinaran berkurang; karena sesuatu hal terapi sinar gagal, tindakan ini segera dihentikan dan dila-kukan excange transfusion.
- Perhatikan suhu bayi dan minum bayi.
- Cegah jangan sampai dehidrasi oleh karena kurang minum.