Pengertian dan Penggunaan Frekuensi Penyakit
Perhitungan frekuensi penyakit dimaksudkan untuk menilai keadaan penyakit pada suatu populasi tertentu. Dalam hal ini penggunaan nilai absolut sering menimbulkan kesalahan penilaian terutama bila membandingkan keadaan penyakit antara dua atau lebih kelompok penduduk atau antara dua waktu tertentu. Dalam penggunaan perhitungan frekuensi tersebut harus dimengerti penggunaan nilai rate, rasio, dan proporsi.
Rate
Nilai rate dalam epidemiologi menunjukkan besarnya peristiwa yang terjadi terhadap jumlah keseluruhan penduduk di mana peristiwa tersebut berlangsung dalam suatu batas waktu tertentu. Dengan demikian ada tiga unsur utama dalam penentuan nilai rate yaitu: jumlah mereka yang terkena peristiwa, kelompok penduduk di mana peristiwa tersebut terjadi, serta batas waktu tertentu yang berkaitan dengan kejadian tersebut.
Insidensi
Insidensi adalah jumlah peristiwa/penyakit pada suatu kelompok penduduk tertentu dalam satuan waktu tertentu. Rate Insidensi adalah jumlah mereka yang terkena penyakit/peristiwa dibagi dengan jumlah penduduk yang terancam (resiko) pada suatu waktu tertentu (per tahun). Perhitungan rate insidensi yang lebih tepat dengan menggunakan rate komulatif berdasarkan lamanya waktu risiko yang terjadi namun perhitungan ini belum kita gunakan pada bagian ini.
Perlu diperhatikan bahwa,
- penyebut adalah mereka yang terancam (ada Resiko) penyakit berdasarkan waktu;
- pembilang adalah mereka yang menderita dan semuanya berasal dari mereka yang terancam pada penyebut;
- interval waktu harus tetap; dan
- hasilnya dapat dikalikan dengan unit tertentu (100, 1000, 10.000 dan seterusnya).
Pada penyakit menular tertentu tampak dengan jelas mereka yang menderita secara bertahap terutama dengan masa tunas yang jelas. Di sini dapat dihitung attack rate (primer dan sekunder) yakni rate insidensi pada penularan pertama dan rate insidensi pada penularan kedua.
Prevalensi
Dikenal dua jenis, yaitu poin dan periode prevalensi
- Poin prevalensi, adalah jumlah mereka yang masih sakit pada waktu tertentu. Nilai ini sangat erat hubungannya dengan besarnya insidensi serta lamanya masa sakit.
- Periode prevalensi, adalah jumlah mereka yang pernah dan masih sedang menderita pada satu jangka waktu tenentu, jadi termasuk penderita baru dan lama pada jangka waktu tersebut.
Untuk menghitung rate, digunakan jumlah penduduk pada waktu tersebut (untuk poin) atau jumlah penduduk pada pertengahan tahun (untuk periode). Perhitungan insidensi dan prevalensi penyakit dapat pula dilakukan untuk kelompok penduduk tertentu yang berkaitan dengan penyakit keadaan risk-nya masing-masing umpamanya pada umur tertentu, jenis kelamin tertentu, pekerjaan, dan lainnya.
Rate yang Berhubungan dengan Kematian
- Angka kematian. umum (C.D.R)
- Angka kematian khusus :
- Angka kematian bayi (I.M.R)
- Angka kematian neonatus (N.M.R)
- Angka kematian prenatal (N.M.R)
- Angka kematian ibu (M.M.R) yang berkaitan dengan reproduksi
- Angka kematian sebab khusus (S.C.D.R)
- Angka kematian pada penyakit tertentu (C.F.G.R)
Rate yang Berhubungan dengan Reproduksi
- Angka kelahiran (C.B.R)
- Angka kesuburan (F.R. dan T.F.R)
- Berbagai niiai rate yang digunakan pada demografi
Rate Berbagai Keadaan Tertentu
Rate untuk umur tertentu, jenis kelamin tertentu, dan lain- lain.
Penggunaan rate pada hal lain seperti rate perkawinan, rate akseptor, dan lain-lain.
Rasio dan Proporsi
Nilai rasio jarang digunakan kecuali pada beberapa hal khusus seperti rasio jenis kelamin (sex ratio), rasio mortalitas yang distandardisasi (S.M.R), dan lain-lain. Sedangkan proporsi merupakan perbandingan yang mirip rate tetapi dasarnya bukan jumlah penduduk tetapi jumlah semua yang mengalami peristiwa yang sejenis. Umpamanya: proporsi sebab kematian X adalah jumlah yang mati karena sebab X dibagi jumlah seluruh kematian.
Insidensi dan Prevalensi
Insidensi dan prevalensi merupakan ukuran kejadian penyakit yang paling sering digunakan dalam epidemiologi.
Insidensi
- Sangat berguna dalam epidemiologi deskriptif untuk menerangkan/menentukan mereka/kelompok penduduk yang menderita dan yang terancam (risiko) dan dengan demikian dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan program pencegahan dan pengulangan serta sasaran utama dalam program tersebut.
- Untuk penelitian/penentuan kasus secara epidemiologis sehingga dapat menilai berbagai faktor yang berpengaruh dalam terjadinya penyakit yang sedang diteliti serta untuk menilai hipótesis.
- Rate insidensi merupakan dasar dalam penelitian epidemiologi tentang faktor penyebab baik pada penyakit infeksi/akut maupun pada penyakit menahun, karena insidensi merupakan indikator langsung tentang keadaan risk terhadap penyakit.
- Beberapa hal yang dapat menimbulkan kesalahan/keterbatasan dalam menggunakan rate insidensi antara lain:
- validitas penyebut, di mana penyebut adalah mereka yang mengalami risiko pada waktu tertentu dan hal ini mungkin dihitung/ditentukan;
- diagnosis penyakit serta cara klasifikasi penyakit yang erat hubungannya dengan jumlah penderita;
- adanya faktor tertentu yang mempengaruhi faktor resiko seperti umur, pekerjaan, dan lain-lain, yang mungkin secara proporsional berbeda antara kelompok penduduk yang dibandingkan, untuk hal tersebut, dapat dilakukan standardisasi penyesuaian (adjustment); dan
- pada pengamatan yang berlangsung agak lama, ada anggota yang mungkin drop out, meninggal, dan lain-lain, sehingga dalam hal demikian ini dapat dilakukan perhitungan person years.
Prevalensi
- Prevalensi tidak dapat digunakan untuk menentukan penyebab, karena pada survei prevalensi baik penyebab maupun akibat kejadian diamati bersama (umpama pada cross sectional studies).
- Penggunaan prevalensi lebih banyak untuk perencanaan dan evaluasi program; umpamanya untuk penyakit menahun dapat direncanakan jumlah tempat tidur serta fasilitas perawatan berdasarkan prevalensi penyakit. Ini dimungkinkan mengingat prevalensi (poin) merupakan fungsi interaksi antara insidensi dengan lamanya masa sakit.