Keterangan tentang tempat dapat bersifat
- Keadaan geografi umpamanya daerah pegunungan, pantai, daratan, dan sebagainya;
- Batas administrasi/politik umpamanya batas negara provinsi, kabupaten, dan seterusnya.
a. Peranan karakteristik faktor tempat dalam epidemiologi terutama:
- peranan iklim setempat
- peranan geologi/sifat tanah
- peranan flora dan fauna setempat
- keadaan penyebab dan kepadatan penduduk setempat
- peranan kebiasaan hidup dan adat setempat
- keadaan perkembangan dan sistem ekonomi setempat
- keadaan sistem pelayanan kesehatan dan fasilitas kesehatan setempat
- dan berbagai hal yang berhubungan erat dengan faktor lingkungan.
b.Adanya perbedaan keadaan penyakit dalam masyarakat berdasarkan tempat dapat terjadi apabila:
- Timbulnya karena perbedaan letak geografis, administrasi maupun keadaan urban terhadap rural.
- Timbulnya karena unit mang lingkup di mana variabel internal akan bertambah pada ruang lingkup yang lebih luas.
- Timbul karena adanya perbedaan sistem pelayanan peraturan dan klasifikasi penyakit serta cara diagnosis, sistem pelaporan yang berlaku setempat, serta perbedaan situasi geografis, geografis pada pembagian administratif diberbagai tingkatan.
c. Perbandingan secara intemasional dan interkontinental
- Perbandingan harus didasarkan pada nilai rate atau semacamnya.
- Perbedaan cara diagnosis dan sistem pelaporan sangat berpengaruh umpamanya: cara menetapkan skin test untuk tuberkulin. sistem pelaporan diare, dan lain-lain.
- Adanya porbedaan komposisi umur penduduk sangat menentukan.
- Untuk penyakit menular sering dibedakan secara tropis dan bukan tropis tetapi untuk penyakit lainnya sulit ditentukan berdasarkan geografis.
- Dengan kemajuan teknologi transportasi, wabah penyakit tidak memilih kontinental serta batas administratif internasional.
d. Perbandingan antar tempat dalam suatu negara
- Pembagian wilayah lebih bersifat administratif.
- Adanya perbedaan berbagai kondisi antara daerah administratif.
- Keadaan penyakit suatu wilayah dan keberhasilan program pada wilayah tertentu tidak dapat dijadikan sebagai tolok ukur yang menyeluruh.
- Makin kecil wilayah administratif, makin baik dijadikan dasar analisis dengan keterangan lainnya yang cukup dan sistem pelaporan yang baik.
- Analisi hasil pengamatan secara lokal akan lebih mudah pada daerah administratif yang kecil dan hamper homogen
e. Perbandingan antarrural tentang urban dan rural.
- Harus ada ketentuan standar tentang urban dan rural.
- Perbedaan mungkin timbul karena berbagai perbedaan sifat urban rural seperti:
- kepadatan penduduk,
- keadaan lingkungan hidup,
- keadaan fasilitas kesehatan, sistem pelayanan kesehatan, sistem sosial lainnya,
- kemungkinan penduduk dari rural berobat dan tercatat di urban.
f. Gambaran penyakit secara lokal/setempat.
- gambaran kejadian penyakit dan kematian menurut tempat dan waktu.
- gambaran fasilitas kesehatan, sarana kesehatan, keadaan imunitas dan lain-lain.
- gambaran penyakit berdasarkan daerah kerja.
- gambaran sasaran dan hasil kegiatan menurut tempat.
- Perhitungan rate kejadian dan kematian bila penduduk diketahui secara pasti
Bila penyebaran menurut tempat dapat digambarkan, maka:
- bila penyebab jelas, rencana penanggulangan lebih terarah.
- bila penyebab belum jelas, dapat membantu/mengarahkan faktor penyebab, faktor risk ataupun faktor keterpaparan.
g. Dalam menganalisis hubungan penyakit dengan tempat harus dipikirkan:
- Keadaan penduduk setempat dan sifat karakteristiknya
- Apa penyakit mungkin berhubungan langsung dengan tempat :
- angka kesakitan tinggi pada semua golongan umur,
- penyakit tidak dijumpai/kurang di tempat lain,
- penduduk yang pindah ke tempat tersebut akan terserang penyakit,
- penduduk yang ke luar dari tempat akan sembuh/penyakitnya tidak bertambah,
- adanya penyakit dengan gejala yang sama pada hewan.
Faktor lingkungan biologis dan sosial ekonomi setempat harus diperhatikan.