Teori Belajar Sosial dari A. Bandura dan RH. Walter
yaitu Teori belajar sosial yang dikemukakan oleh Bandura dan Walter ini disebut teori proses pengganti. Teori ini menyatakan bahwa tingkah laku tiruan adalah suatu bentuk asosiasi dari rangsang dengan rangsang lainnya. Penguat (reinforcement) memang memperkuat tingkah laku bias (response), tetapi dalam proses belajar sosial hal ini tidak terlalu penting.
Aplikasi teori ini adalah bahwa apabila seseorang melihat suatu rangsang dan ia melihat model bereaksi secara tertentu terhadap rangsang itu maka dalam khayalan atau imajinasi orang tersebut ter-jadi rangkaian simbol-simbol yang menggambarkan rangsang dari tingkah laku tersebut. Rangkaian simbol-simbol ini merupakan pengganti dari hubungan rangsang balas yang nyata dan melalui asosiasi si peniru akan melakukan tingkah laku yang sama dengan tingkah laku model.
Terlepas dari ada atau tidak adanya rangsang, proses asosiasi yang tersembunyi ini sangat dibantu oleh kemampuan verbal seseorang. Selain itu di dalam proses ini tidak ada cara coba dan ralat (trial and error) yang berupa tingkah laku nyata, karena semuanya berlangsung secara tersembunyi dalam diri individu. Hal yang penting di sini adalah pengaruh tingkah laku pada tingkah laku peniru.
Menurut A. Bandura dan RH. Walter, pengaruh tingkah laku model terhadap tingkah laku peniru ini dibedakan menjadi tiga macam, yakni:
- Efek modeling {modelling effect), yaitu peniru melakukan tingkah laku-tingkah laku baru melalui asosiasi sehingga sesuai dengan tingkah laku model.
- Efek menghambat (inhibition) dan penghapus hambatan (disinhibition) di mana tingkah laku-tingkah laku yang tidak sesuai dengan tingkah laku model dihambat timbulnya sedangkan tingkah laku-tingkah laku yang sesuai dengan tingkah laku model dihapuskan hambatannya sehingga timbul tingkah laku yang dapat menjadi nyata.
- Efek kemudahan (facilitation effects), yaitu tingkah laku-tingkah laku yang sudah pernah dipelajari oleh peniru lebih mudah muncul kembali dengan mengamati tingkah laku model.
Akhimya A. Bandura dan RH. Walter menyatakan bahwa teori proses pengganti ini dapat pula menerangkan gejala timbulnya emosi pada peniru yang sama dengan emosi yang ada pada model.
Contonrya, seseorang yang mendengar atau melihat gambar tentang kecelakaan yang mengerikan, maka ia berdesis, menyeringai, bahkan sampai menangis karena ikut merasakan penderitaan tersebut.