Akibat dari trauma persalinan dapat terjadi bermacam-macam gangguan atau masalah kesehatan pada neonates atau bayi baru lahir yang meliputi antara lain:
Caput Succedanium
adalah pembengkakan pada suatu tempat di kepala karena adanya edema/timbunan getah bening di bawah lapisan apenerose di luar perios. Penyebab, karena adanya tekanan pada kepala oleh jalan lahir pada saat persalinan.
Tanda-tanda:
- Adanya edema, biasanya terjadi pada bagian kepala yang paling bawah waktu kepala/bayi dilahirkan.
- Pada perabaan teraba lembut dan lunak.
- Batasnya tidak jelas, melampaui sela-sela tulang tenggorak.
- Akan menghilang dalam waktu 2-3 hari.
Cephalhematoma:
Adalah pembengkakan pada kepala, karena adanya penumpukan
darah di bawah perios. Kondisi ini disebabkan oleh tekanan jalan
lahir terlalu lama pada kepala waktu persalinan, mollage terlalu
keras sehingga selaput tengkorak robek, partus dengan tindakan
forcep.
Perawatan:
- Perawatan sama dengan bayi normal, hanya lebih hati-hati, jangan sering diangkat dari tempat tidur.
- Tidak boleh melakukan aspirasi dari cairan darah, nanti akan hilang sendiri terabsorbsi.
- Cegah timbulnya infeksi.
- Tidak diperlukan pengobatan.
Perdarahan Intrakranial:
Adalah perdarahan yang terjadi di dalam tengkorak. Kondisi ini disebabkan oleh kelahiran sungsang, partus lama, penggunaan kunam tidak tepat, kepala janin lebih besar daripada pintu bawah panggul, kelahiran prematur. Tempat perdarahan:
- Perdarahan pada subdural
- Perdarahan subarakhnoid
- Perdarahan intra ventrikuler
- Perdarahan di dalam jaringan otak.
Gejala-gejala perdarahan intrakranial meliputi kaku kuduk, pucat karena penurunan hemoglobin (Hb), tidak mau minum, kadang-kadang disertai kejang-kejang, nampak gejala syok (apatis, pucat, tonus lemah, suhu menurun, nadi kecil) tanpa adanya gejala-gejala kearah gangguan di intrakranium, fontanel dapat menimbul (sering tidak)
Perawatan dan Pengobatan:
- Bayi perlu istirahat, jangan diangkat-angkat
- Vitamin K 1 mg/hari selama 3 hari.
- Pemberian transfusi darah perlu dipertimbangkan bila terjadi syok dan penurunan Hb.
- Bayi dirawat dalam couvese agar suhu tetap hangat.
- Pungsi intraventrikular kadang-kadang dapat membantu mengurangi tekanan pada otak.
Prognosa:
- Mortalitas tertinggi pada hari-hari pertama, kebanyakan mening-gal karena perdarahan intraventrikular.
- Mortalitas menurun dengan bertambahnya umur anak.
Fraktur Klavikula:
Fraktur klavikula atau patah tulang belikat sering terlewatkan dalam pemeriksaan karena mobilitas tidak terlalu terganggu. Penyebabnya akibat suatu manipulasi pengeluaran bahu yang sukar pada waktu persalinan, terutama pada kelahiran letak sungsang, kelahiran letak kepala di mana anak terlalu besar. Gejala-gejala, pergerakan lengan kurang, bayi rewel karena kesakitan, reflek moro negatif, dan pada perabaan didapatkan krepitasi di daerah klavikula atau berupa benjolan.
Perawatan:
- Dengan melakukan imobilisasi dan abduksi lengan dalam stand Hoera menopang bahu ke belakang dengan memasang ransel verband.
- Gerakkan terbatas, cukup istirahat.
- Biasanya dalam waktu 6-8 minggu fraktur akan menyambung kembali.
Brachial Palsy:
Adalah kelumpuhan pada pleksus brakhialis.
Penyebab, terjadinya distorsi bahu pada persalinan buatan (kunam, ekstrasi vakum) misalnya persalinan sungsang, persalinan letak kepala. Bentuk trauma pada pleksus brakhialis dapat dibagi 3 yaitu:
- Paralisis Duchene Erb’s (kelumpuhan lengan atas).
- Paralisis Klumke’s (kelumpuhan tangan bawah).
- Paralisis total pleksus brakhialis (paralisis lengan atas dan lengan bawah).
Gejala-gejala:
- Paralisis Duchene Erb's, gangguan motorik lengan atas, lengan atas dalam kedudukan ekstensi dan abduksi, jika anak diangkat maka lengan akan lemas tergantung, dan refleks moro dan refleks bisep biasanya negatif.
- Paralisis dari Klumpke’s, hiperekstensi dan fleksi jari-jari, refleks meraih dengan tangan tidak ada.
- Gejala paralisis total dari Pleksus Brakhialis, ditemukan paralisis dari lengan atas dan lengan bawah, ditemukan sindrom dari Horner (Miosis, Ptosis).
Tindakan Keperawatan:
- Immobilisasi lengan yang lumpuh, penempatan lengan yang sesuai untuk mencegah terjadinya kontraktur.
- Pasang bidai selama 1-2 minggu pertama kehidupannya. Caranya: letakkan tangan bayi yang lumpuh di samping kepala nya yaitu dengan memasang perban pada pergelangan tangan bayi, kemudian dipenitikan dengan bantal/seprei di samping kepalanya.
- Sebaiknya disertai fisioterapi berupa pijatan, latihan pergerakan dan rangsangan dengan arus listrik.
Paralisis Fasialis:
Paralisis fasialis adalah kelumpuhan yang terjadi pada bagian perifer atau sentral dari saraf fasialis.
Penyebab:
- Paralisis perifer terjadi pada penggunaan kunam yang menekan bagian perifer dari saraf fasialis di daerah temporal pada persalinan buatan. Dengan gejala terlihat paralisis yang flaksid homolateral pada seluruh muka. Gejala yang khas pada waktu bayi tidur ialah mata.
- Paralisis sentral terjadi karena adanya fraktur tulang temporalis yang disertai dengan perdarahan dan kerusakan fossa posterior.
Gejalanya terlihat paralisis spastis yang kontralateral, pada bagian bawah muka. Pada bagian muka yang paralitik kelihatan licin dan membengkak. Lipatan nasolabial menghilang dan sudut mulut tergantung. Jika anak menangis terlihat mulut tertarik ke arah bagian yang tidak paralitik/lumpuh.
Tindakan Keperawatan:
- Untuk perlidungan terhadap kornea sebaiknya mata yang terbuka ditutup setelah ditetesi dengan obat mata methylcelluse 1 %.
• Penyembuhan spontan terjadi setelah 7-10 hari
- Jika setelah 10 hari tidak ada tanda-tanda penyembuhan sebaiknya dilakukan tes elektrodiagnostik
- Lain-lainnya sama dengan perawatan pada bayi normal.