Pengertian dari Respiratory Distress Syndrome (RDS).
Respiratory distress syndrome atau Sindrom gangguan pernafasan adalah kumpulan gejala yang terdiri dari: dispnea (sesak nafas), hiperpnea (pernafasan yang cepat dan dalam), dengan frekwensi pernafasan lebih dari 60 x/menit, sianosis, rintihan pada ekspirasi dan kelainan otot-otot pemapasan pada inspirasi.
Penyebab.
- Obstruksi saluran pemapasan bagian atas: atresia esofagus, atresia koana bilateral.
- Kelainan parenkim paru, penyakit membran hialin, dan perdarahan paru.
- Kelainan diluar paru pnemotorak, hernia diafragmatika.
- Kelainan lain di luar paru, asidosis hipoglikemi, perdarahan.
Gejala-gejala.
Sering disertai riwayat asfiksia pada waktu lahir atau tanda gawat janin pada akhir kehamilan, tanda dan gejalanya sebagai berikut pernafasan cepat sesak napas/pemafasan cepat, frekwensi pernafasan lebih dari 60 x/menit, pernafasan cepat dan dangkal timbul setelah 6-8 jam setelah lahir; retraksi interkostal, epigastrium, atau suprasternal pada inspirasi; sianosis dan cuping hidung; grunting pada ekspirasi (terdengar seperti suara rintihan pada saat ekspirasi); takikardia (denyut nadi yang cepat (70 x/menit).
Tindakan Keperawatan.
- Bersihkan jalan napas dengan menggunakan penghisap lendir dan kasa steril.
- Pertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus bayi, dirawat dalam inkubator.
- Atur posisi tidur bayi, kepala ekstensi dan miring kesalah satu sisi, agar dapat bernafas dengan leluasa.
- Apabila terjadi apnea lakukan nafas buatan mouth to mouth (dari mulut ke mulut).
- Pemberian oksigen.
- Pemberian cairan, glukosa dan elektrolit yang cukup untuk mencegah dehidrasi kekurangan kalori.
- NaHC03 untuk mengatasi asidosis metabolik melalui intravena
- Pemberian antibiotika untuk mencegah infeksi sekunder.