Mechanics melakukan pendekatan sosial untuk mempelajari perilaku sakit. Pendekatan ini dihubungkan dengan teori konsep diri, definisi situasi, efek dari anggota grup dalam kesehatan dan efek birokrasi.
Teori ini menekankan pada 2 faktor:
- Persepsi atau definisi oleh individu pada suatu situasi.
- Kemampuan individu melawan keadaan yang berat.
Faktor di atas digunakan untuk menjelaskan mengapa seseorang dengan kondisi sakit dapat mengatasi tetapi orang lain dengan kondisi yang lebih ringan justru mengalami kesulitan sosial dan psikologis.
Mechanics menjelaskan variasi-variasi dalam perilaku sakit, yaitu perilaku yang berhubungan dengan kondisi yang menyebabkan seseorang menaruh perhatian terhadap gejala-gejala pada dirinya dan kemudian mencari pertolongan. Jadi teori ini difokuskan pada pengertian proses perilaku yang tampak sebelum individu mencari pengobatan. Selanjutnya Mechanics mengembangkan analisa. proses tentang perilaku sakit. Hal ini dilakukannya tidak hanya terhadap mereka yang kontak dengan petugas.
Tujuan Mempelajari Perilaku Sakit
Di dalam mempelajari perilaku sakit, ada dua tujuan yang ingin
dicapai, yaitu:
- Agar dapat menjelaskan perilaku sakit seseorang maka harus dimengerti faktor-faktor fisik, sosial. dan mental yang menghasilkan kondisi sakit. Dengan kata lain, pertanyaan tentang bagaimana tanggapan individu tentang sakit, yaitu bagaimana dia mendapatkannya pada saat permulaan atau pertanyaan tentang sebab sakit.
- Menentukan faktor yang bertanggung-jawab terhadap variasi penerimaan gejala penyakit yang mengikuti gejala-gejala ini dengan sakitnya dan reaksi terhadap penyakit
Selanjutnya Mechanics mengajukan 2 pertanyaan penting untuk dibahas, yakni etiologi sakit dan etiologi perilaku sakit. Dalam uraian selanjutnya ia hanya membahas etiologi perilaku sakit.
Menurutnya banyak faktor atau variasi yang menyebabkan seseorang bereaksi terhadap sakit, yaitu:
- Dapat dilihat, dapat dikenali atau dirasa menonjol dari gejala dan tanda-tanda yang menyimpang.
- Banyaknya gejala-gejala yang dianggap serius (perkiraan kemungkinan bahaya).
- Banyaknya gejala yung menyebabkan putusnya hubungan keluarga, pekerjaan dan aktivitas sosial yang lain.
- Frekuensi dari gejala dan tanda-tanda yang tampak, persistensinya dan frekuensi timbulnya.
- Nilai ambang dari mereka yang terkena.
- Informasi, pengetahuan dan asumsi budaya, dan pengertian-pengertian dari yang menilai.
- Kebutuhan dasar (basic need) yang menyebabkan perilaku.
- Kebutuhan yang bersaing dengan respon sakit.
- Perbedaan interpretasi yang mungkin terhadap gejala yang dikenalnya.
- Tersedianya sumber daya, kedekatan fisik, biaya (juga biaya dalam sosial-ekonomi, jarak sosial dan sebagainya).
Sepuluh variabel tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 4 kategori umum.
Variabel 1, 2 dan 6 sesuai dengan parsepsi dan menonjolnya gejala yang akan lebih ditentukan oleh orientasi medis dan warisan sosio kultural dari individu. Individu yang mengenal dan sudah diajari melawan suatu penyakit/gejala akan bereaksi terhadap gejala berbeda dengan yang belum mengenalnya.
Variabel 3, 4 dan 5 berhubungan dengan hilang dan menetapnya gejala.
Variabel 7, 8 dan 9 berhubungan dengan kebutuhan untuk mengatasi dan alternatif untuk menginterpretasikan gejala yang hilang. Sedangkan variabel ke 10 adalah pengarah faktor sosial psikologis dalam merespon sakit (penyakit).
Dua tingkat analisis teori Mechanics
Di samping 10 variabel tersebut, Mechanics membahas adanya dua tingkat analisis di mana ke 10 variabel tersebut berpengaruh, yaitu:
Tingkat pertama:
Batasan dari orang lain, yang mereferensikan kepada proses di mana orang lain selain si sakit mengenal gejala sakit dari individu dan mengatakan bahwa orang tersebut sakit dan perlu perawatan
Tingkat kedua:
Batasan sendiri, mengenal gejala penyakitnya dan menentukan pencarian pertolongan sendiri. Menurut Mechanics, analisa dengan orang-orang di luar dirinya, yaitu dengan orang lain, cenderung menentang definisi bahwa orang lain berusaha memaksa dirinya dan menyebabkan perlunya dorongan untuk mencari pengobatan. Pengaruhnya dari 10 variabel perilaku sakit sama dengan kedua gangguan psikotik ataupun somatic illnes.
Hal yang penting dalam suatu analisis adalah bahwa perilaku sakit adalah pola reaksi sosio-kultural yang dipelajari suatu saat ketika individu dihadapkan kepada gejala penyakit sehingga gejala- gejala itu akan dikenal, dinilai, ditimbang dan kemudian bereaksi atau tidak tergantung atas definisi individu atas situasi itu. Definisi terhadap situasi itu ditentukan oleh warisan sosio budaya dan pola sosialisasi yang ada. Jadi individu dari sosio budaya yang sama akan mengenal, menilai dan bereaksi terhadap kondisi sakit dalam pola yang sama, sedang individu dari sosio budaya yang berbeda juga akan berbeda.
Sepuluh determinan dari teori Mechanics menunjukkan kriteria di mana masing-masing gejala penyakit atau kondisi dievaluasi oleh individu (individual evaluation). Dengan kata lain 10 variabel tersebut menunjukkan 10 tipe keputusan yang ada pada proses untuk mencari pengobatan atau tidak. Meskipun akan tampak bahwa 10 variabel menunjukkan perbedaan dan proses pembuat keputusan, ia mengatakan bahwa hal tersebut tidak berdiri sendiri dan sering berinteraksi dengan yang lain.
Kelemahan teori Mechanics
Kelemahan dari teori Mechanics ini adalah bahwa meskipun teori Mechanics telah mengembangkan scope perilaku sakit, termasuk individu yang sakit tetapi tidak mencari pengobatan, dan mengindentifikasikan sepuluh faktor pengambilan keputusan dalam proses mencari pertolongan.
Teori ini masih perlu kejelasan dan pengujian lebih lanjut. Kelemahan-kelemahan lain teori ini di antaranya adalah sebagai berikut:
- Tentang nature/sifat dari ketergantungan antara 10 variabel belum dispesifikasikan. Mendeteksi bagaimana keputusan individu saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya adalah penting untuk mengetahui perilaku sakit.
- Teori umum ini belum diuji secara keseluruhan sehingga hasilnya tidak mungkin untuk dijajagi validitas empirisnya meskipun kelihatannya memang beralasan.
- Meskipun teori mencari pengobatan telah dikembangkan tetapi belum dapat diterapkan pada perilaku sehat, terutama pada segi pencegahan. Tetapi dengan sedikit modifikasi dapat diterapkan. Pilihan terhadap fasilitas kesehatan ini dengan sendirinya didasari pula oleh keyakinan/kepcrcayaannya terhadap fasilitas-fasilitas tersebut.
- Terkonsentrasi kepada proses pembuatan keputusan untuk mencari/tidak mencari pengobatan tetapi tidak terhadap proses kontak pertama individu dengan petugas.
Suchman, sebagaimana juga Mechanic, sangat memperhatikan perilaku sakit. Ia mendefinisikan sebagai cara bilamana gejala dirasakan, dinilai dan kemudian bertindak untuk mengenalinya sebagai rasa sakit, disconfort atau mengatasi rasa sakit tersebut. Analisa ini untuk mengidentifikasikan pola pencarian, penemuan dan penyelenggaraan perawatan. Oleh karena itu pengembangan teori yang mengikuti individu mulai dari mempersepsi dan mengenal penyakit dan kembali sehat berada di tangan petugas kesehatan.