Semua petugas kesehatan telah mengakui bahwa pendidikan kssehatan itu penting untuk menunjang program-program kesehatan yang lain. Akan tetapi pada kenyataannya pengakuan ini tidaklah didukung oleh kenyataan. Artinya, dalam program-program pelayanan kesehatan kurang dilibatkan pendidikan kesehatan. Meskipun program itu mungkin telah melibatkan pendidikan kesehatan, tetapi kurang berbobot. Argumentasi mereka adalah karena pendidikan kesehatan itu tidak segera dan jelas memperlihatkan hasil.
Dengan perkataan lain pendidikan kesehatan itu tidak segera membawa manfaat bagi masyarakat, dan yang mudah dilihat atau diukur. Hal ini memang benar karena pendidikan adalah adalah merupakan behavioral investment jangka panjang. Hasil investasi pendidikan kesehatan baru dapat dilihat beberapa tahun kemudian. Dalam waktu yang pendek (immediate impact) pendidikan kesehatan hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat. Sedangkan peningkatan pengetahuan saja belum akan berpengaruh terhadap indikator kesehatan.
Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil jangka menengah (intermedÃate impact) dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya perilaku kesehatan akan berpengaruh kepada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran (outcome) pendidikan kesehatan. Hal ini berbeda dengan program kesehatan yang lain, terutama program pengobatan yang dapat langsung memberikan hasil (immediate impact) terhadap penurunan kesakitan.
Peranan Pendidikan Kesehatan
Semua ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status kasehatan mengacu kepada HL. Blum. Dari hasil penelitiannya di Amerika Serikat, salah satu negara yang sudah maju, HL-Blum menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap status kesehatan; kemudian berturut-turut disusul oleh perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan yang mempunyai andil yang paling kecil terhadap status kesehatan.
Bagaimana proporsi pengarah faktor-faktor tersebut terhadap status kesehatan di negara-negara berkembang, terutama di Indonesia, belum ada penelitian. Apabila dilakukan penelitian maka mungkin perilaku mempunyai kontribusi yang lebih besar. Penelitian penulis di kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur tentang status gizi anak balita dengan menggunakan analisis stepwise, terbukti bahwa variabel perilaku terseleksi, sedangkan variabel pendapatan perkapita (ekonomi) tidak terseleksi. Meskipun variabel ekonomi di sini belum mewakili seluruh variabel lingkungan, tetapi paling tidak pengarah perilaku lebih besar dan variabel-variabel lain.
Selanjutnya Lewrence Green menjelaskan bahwa perilaku dilatar-belakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor pokok, yaitu:
- Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors seperti Pengetahuan, Sikap, Kepercayaan, Tradisi, Nilai, Dsb),
- Faktor-faktor yang mendukung (enabling factors seperti Ketersediaan Sumber-sumber/Fasilitas )
- Faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factors seperti Sikap dan Perilaku Petugas ).
Oleh sebab itu pendidikan kesehatan sebagai faktor usaha intervensi perilaku harus diarahkan kepada ketiga faktor pokok tersebut. Skema dari Blum Green tersebut itu dimodifikasi seperti pada Bagan di bawah ini:
Bagan skema Hubungan Status Kesehatan, Perilaku, Dan Pendidikan
Kesehatan
Dari Bagan tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu, kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Dengan perkataan lain pendidikan kesehatan adalah suatu usaha untuk menyediakan kondisi psikologis dari sasaran agar mereka berperilaku sesuai dengan tuntutan nilai-nilai kesehatan.